TIGA PULUH TANGKAI BUNGA BENTUK NYATA PEDULI KAUM DHUAFA
Ditengah kondisi masyarakat Indonesia yang masih lemah, dimana masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Diperlukan usahah semua pihak untuk dapat membantu sesama masyarakat Indonesia agar dapat bertahan dari kondisi saat ini. Untuk dapat meringankan beban sesama, kita sebagai mahasiswa dapat melakukan banyak hal dan dengan berbagai macam media baik organisasi, perorangan maupun dalam bentuk komunitas.
Selain itu ada banyak kaum dhuafa yang masih membutuhkan bantuan, baik berupa bantuan materil maupun moril. Oleh karena itu kami selaku mahasiswa yang selalu harus melakukan caturdharma perguruan tinggi sepatutnya membantu masyarakat khususnya yang memiliki kekurangan materil dan moril. Adapun kegiatan yang dilakukan ini merupakan kegiatan proyek sosial dari kegiatan Student Soft Skill Development (S3D) yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri-UII merupakan wujud kepedulian kita sebagai mahasiswa yang memilki jiwa kepedulian yang tinggi.
Sebagai bentuk rasa peduli kami akan keadaan sekitar, maka sebagai generasi muda ingin mengadakan sebuah bentuk kegiatan yang dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa di sekitar kita terdapat orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan. Dan dengan keterkaitan antara nilai-nilai luhur kemanusiaan tersebut maka kami merencanakan untuk mengadakan sebuah proyek sosial kepada seorang dhuafa di daerah Malangrejo, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan proyek sosial ini sebenarnya merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kita untuk dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat khususnya kaum dhuafa. Kegiatan ini juga merupakan bagian dalam rangkaian kegiatan Student Soft Skill Development (S3D) yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri-UII.proyek sosial ini merupakan suatu bentuk bantuan yang walaupun tidak seberapa namun sangat berguna untuk membantu meringankan beban mbah Mikem seorang dhuafa.
Proyek sosial dari kegiatan Student
Soft Skill Development (S3D) ini kami sepakati bersama untuk mengunjungi dan memberikan bantuan kepada kaum
dhuafa. Yaitu seorang dhuafa yang tinggal di daerah Malangrejo, Sleman,
Yogyakarta. Penentuan target proyek sosial kami awalnya mengalami kendala sebab ada
banyak sekali kaum dhuafa yang ada di daerah Malangrejo, Sleman. Tujuan kami
ialah seorang dhuafa yang benar-benar sudah tidak ada sanak saudaranya yang mau
mengurus dan hidupnya hanya tergantung dari pemberian dan belas kasih orang
lain. Setelah mempertimbangkan hal tersebut akhirnya kami menetukan memilih
seorang dhuafa, ia bernama mbah Mikem, berusia sekitar 70 tahun dan hidup
seorang diri di gubuk kecil yang berukuran 3x3 m. Keseharian mbah Mikem hanya
membantu pekerjaan di sawah milik orang lain untuk mendapatkan sedikit beras dan sayuran
yang nantinya dimasak sendiri atau dijual di pasar. Dan hasil yang di
dapat dari penjualan sayuran itu tidaklah seberapa hanya cukup untuk beberapa
kali makan.
mengunjungi mbah Mikem di sawah |
Oleh sebab itu terkadang setiap harinya
ada tetangga yang membantu memberikan makanan kepada mbah Mikem. Mbah Mikem
sudah tidak mementingkan penampilan dan kebutuhan yang lain. Baju yang ia pakai
setiap harinya hanyalah satu saja. Dan itu jarang sekali di cuci dan tidak
pernah diganti jika belum benar-benar rusak. Bagian dalam rumahnya pun tidak
terdapat barang yang berharga. Selain hanya tumpukan kayu bakar yang berserakan
dimana-mana dan gantungan baju dari bambu yang dipasang melintang didalam
gubuknya. Ia tidak memiliki kasur untuk tempat tidur apalagi bantal dan
selimut. Yang ada hanya tumpukan batu-bata untuk memasak denga kayu bakar dan
wajan yang sudah tidak layak pakai, selain itu juga ada kendi kecil untuk
tempat air minum. Begitulah gambaran tentang kehidupan mbah Mikem. Baginya yang
penting hari ini bisa dapat makanan untuk bertahan hidup. Selain itu tidak
pernah terpikirkan olehnya. Memang mbah Mikem memilki kelainan yang membuat ia
susah berbicara dengan orang yang baru dikenalnya dan ia pun sangat jarang
bebicara kepada orang di sekitar tempat tinggalnya.
keadaan dalam rumah mbah Mikem |
Disini kami menemukan hal baru, bagaimana
kehidupan seseorang yang memilki kelainan jiwa tapi masih begitu diterima dan
dihargai di tengah masyarakat. Mbah Mikem memiliki alasan tersendiri mengapa
keadaan nya bisa seperti saat ini. Ia memilki masa lalu yang kelam yang jarang
orang lain merasakannya. Ia dulu hidup bahagia bersama suaminya dan seorang
anak. Entah karena alasan apa yang tidak bisa kami cari tahu karena mungkin
hanya mbah Mikem yang tahu, ia ditinggalkan oleh suami dan anaknya. Hingga
berpuluh tahun ia hidup seorang diri tanpa sekali pun dijenguk oleh suami dan
anaknya. Mungkin karena itu beliau memiliki keterbelakangan mental seperti ini.
Tapi hal itu bukan perkara penting yang dipermasalahkan masyarakat. Mbah Mikem
tetaplah mbah Mikem yang selalu diterima oleh masyarakat Melangrejo dan setiap
harinya masih ada orang yang mau membantu memberikan kebutuhan hidup kepadanya.
Pada hari pelaksanaan, kami terlebih
dahulu meminta izin kepada warga desa Malangrejo untuk mendampingi memberikan
bantuan kepada mbah Mikem. Setelah kami diterima dengan tangan terbuka oleh
masyarakat sekitar tempat tinggal mabah Mikem kami dipersilahkan menemui mbah
Mikem yang pada saat itu sedang bekerja membantu menanam padi di sawah. Ternyata
mbah Mikem sedikit mengalami gangguan kejiwaan, ia tidak mau diganggu oleh
siapapun ketika sedang bekerja. Dan beliau susah untuk diajak berbicara. Oleh
karena itu kami hanya bisa berbincang-bincang dengan tetangga beliau. Dan
pemberian bantuan dari kami hanya bisa lewat tetangga nya yang setiap hari
mengurus mbah Mikem.
pemberian sembakao kepada mbah Mikem diwakili oleh tetangganya |
Alhamdulillah masyarakat sekitar tempat
tinggal mbah Mikem menerima kami dengan baik dan setelah pemberian
bantuan kami berbincang-bincang mengenai mbah Mikem dengan masyarakat sekitar. Keseharian
mbah Mikem hanyalah bekerja disawah milik orang lain dan mendapat imbalan dari
pekerjaannya itu untuk membeli makan. Sehari-harinya pun hanya bantuan dari
tetangga untuk sarapan pagi atau makan malam. Karena memang tidak seberapa uang
yang dimiliki mbah Mikem dari hasil pekerjaannya itu. Kami berharap apa yang
kami berikan dapat membantu dan bermanfaat bagi mbah Mikem.
pemberian sembako melalui tetangga mbah Mikem |
di depan rumah gubuk mbah Mikem |
Setelah semua tujuan dan niat
baik kami tersampaikan, kami meminta diri untuk melanjutkan kewajiban-kewajiban
kami yang lainnya, dan kami juga mendokumentasikan kebersamaan kami dengan mbah Mikem dan masyarakat disekitar agar silaturahmi
senantiasa terjalin untuk mempererat persaudaraan diantara sesama makhluk Allah
SWT.
Dalam pelaksanaan proyek sosial S3D ini
meskipun ada beberapa masalah yang timbul namun pada akhirnya dapat
diselesaikan dan dapat diatasi dengan baik, sehingga berjalannya kegiatan ini
pun juga berjalan dengan lancar. Antusiasme dan sambutan yang baik dari masyarakat desa Malangrejo dapat menjadi salah satu parameter kelancaran kegiatan
kami. Selain itu kami selaku pelaksana kegiatan juga merasa cukup puas dengan
hasil yang kami dapatkan, karena kami tidak menilai sebuah pemberian secara
kuantitas namun secara kualitas. Dan yang terpenting bahwa kami sudah
melaksanakan amanah yang telah diamanahkan kepada kami dengan sebaik-baiknya. Sebagai
transparansi dana, kami juga melampirkan rincian harga dan nota dalam kegiatan
ini.
Harapan
kami untuk jangka panjang adalah para mahasiswa bisa selalu memupuk rasa kepedulian
terhadap orang-orang
yang tidak mampu, tidak hanya dalam sebuah proyek sosial namun juga dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga ada tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilaksanakan
saat ini dan dapat menjadi ikatan silaturahmi yang kuat. amin
bagus sekali untuk dibaca kak
ReplyDeleteresep kuah bakso sapi