ISTILAH – ISTILAH
DALAM PERTEKSTILAN
AATCC
American
Association oF Textile Chemists and Colorists, yaitu suatu lermbaga pengetahuan
nasional di Amerika yang bertujuan : 1) meningkatkan pengetehauan dalam
aplikasi zat warna dan zat kimia pada industri tekstil, 2) menyelenggaarakan
penelitian dalam proses kimia Dan bahan baku, 3) menciptakan dan mengembangkan standar ketahanan luntur
zat warna dan zat penyempurnaan, 4) menciptakan dan mengembangan cara uji dan
peralatan ujinya Afinitas Perbandingan antara zat warna yang terdistribusi di
dalam air dengan di dalam serat. Makin tinggi yang dapat terdistribusi di dalam
serat maka zat warna tersebut dikatakan memiliki afinitas yang tinggi dan
sebaliknya. Air Jet Loom Lebih dikenal dengan sebutan AJL, adalah jenis mesin
tenun tanpa teropong (shuttleless) dimana penyuapan benang pakan tidak
menggunakan teropong tetapi dengan menggunkan dorongan (jet) udara. Lihat Water
Jet Loom Alkali shock Salah satu cara fiksasi pada pencelupan dengan zat warna
reaktif menggunakan alkali pekat (NaOH) panas dalam waktu sangat singkat (10
detik)
Anion
Ion
bermuatan negatif, contoh OH–
ATBM
Singkatan
dari Alat Tenun Bukan Mesin, merupakan mesin tenun dengan tenaga manusia
sebagai penggeraknya. ATBM biasa ditemukan di sentra industri kecil untuk
membuat produk tradisional dan kerajinan
ATM
Singkatan
dari Alat Tenun Mesin, merupakan mesin tenun dengan tenaga motor sebagai
penggeraknya. Mesin ini kecepatannya jauh lebih tinggi daripada ATBM dan
dikembangkan dalam berbagai jenis sehingga dapat untuk membuat kain dari yang
kasar sampai dengan yang sangat halus dengan berbagai desain
Batch
Partaian,
yaitu sejumlah tertentu kain/ benang/ serat yang akan diproses sesuai dengan
kapasitas mesin yang akan digunakan. Jika kapasitas mesin 200 kg maka apabila
bahan yang akan diproses sebanyak 1.000 kg, dapat dikelompokkan menjadi lima
batches dan tiap batch mengandung maksimum 200 kg.
Batching
Proses
fiksasi zat warna dengan cara pemeraman selama waktu tertentu dan pada suhu
tertentu pula . Fiksasi cara ini banyak dilakukan pada pencelupan dengan zat
warna reaktif dingin maupun panas cara Pad Batch. Lamanya pemeraman tergantung
kepada tua muda warna yang diharapkan dan ketahanan terhadap hidrolisa zat
warna reaktifnya. Selama pemeraman berlangsung, gulungan kain diputar perlahan
– lahan untuk menghindari migrasi zat warna terakumulasi pada bagian bawah
gulungan dan dibungkus untuk menghindari pengeringan karena penguapan.
Bleaching
Suatu
proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa pengelantangan menggunakan
oksidator atau reduktor. Bahan yang dikelantang dapat berupa benang maupun
kain, setelah dikelantang akan menjadi bersih dan putih. Pada umumnya dilakukan
setelah atau simultan dengan Desizing dan Scouring. Jika yang dikelantang kain
seringkali juga dilakukan singeing. Lihat singeing, desizing dan scouring
Blending
Percampuran
serat. Dalam industri tekstil seringkali dilakukan sesuatu serat dicampur
dengan serat lain, misalnya campuran poliester – kapas. Campuran serat ini
paling banyak diperdagangkan untuk digunakan sebagai bahan pakaian. Kelemahan
sifat dari salah satu serat diimbangi oleh keunggulan sifat serat lain sehingga
diperoleh komposisi campuran yang optimum berkaitan dengan penggunaannya.
Blowing
Mesin
pertama dari rangkaian mesin pemintalan yang berfungsi membuka dan membersihkan
gumpalan serat dengan mekanisme pemukulan serat.
Bowl
Rol
pemeras pada padder. Pada umumnya padder memiliki 2 atau 3 bowls. Susunan bowls
dapat horizontal, vertikal atau diagonal satu dengan lainnya.
Calender
Mesin
yang dipakai untuk penyempurnaan kain, terdiri dari tiga rol atau lebih. Kain
dilewatkan diantara rol – rol yang salah satu atau lebih diantaranya adalah rol
panas. Efek caladering yang dihasilkan dapat berupa permukaan kain yang pipih
dan mengkilat, lembut pegangannya, ada efek krep dll.
Carding
Salah
satu mesin dari rangkaian proses pemintalan yang dipakai untuk membuka dan
membersihkan serat dengan menggunakan permukaan berpaku (wire)
Carrier
Disebut
zat pengemban, yaitu senyawa - senyawa seperti fenil fenol (orto, para)
klorobensena, hidrokarbon aromatik, klor hidrokarbon, ester,eter, asam benzoat
dan asam salisilat yang mampu menggelembungkan serat dan menambah kelarutan zat
warna (carrier yang bersifat hidrofil) atau mampu memplastiskan serat (carrier
yang bersifat hidrofob) sehingga dapat menambah laju kecepatan celup dan dapat
digunakan pada pencelupan poliester (utamanya) pada temperatur mendidih.
Cheese
Disebut
juga bobbin yaitu alat bantu berupa penggulung benang silinder, terbuat dari
kayu, kertas, plastik atau logam. Benang digulung pada penggulung ini menjadi
gulungan benang berbentuk silinder.
Clip
tenter
Jenis
mesin stenter yang menggunakan penjepit (clip) sebagai pemegang pinggir kain.
Jenis lainnya adalah Pin Tenter atau kombinasi dari keduannya Clip & Pin
Tenter. Lihat Pin Tenter
Cone
Disebut
juga bobbin yaitu alat bantu berupa penggulung benang berbentuk kerucut terbuat
dari kayu, kertas, plastik atau logam. Benang digulung pada penggulung ini
menjadi gulungan benang berbentuk kerucut.
Course
Deretan
jeratan ke arah lebar kain rajut. Course dibentuk oleh jarum yang berbeda.
Crease
mark
Lipatan
pada kain yang bersifat permanen. Hal ini terjadi karena pengerjaan kain dalam
bentuk rope dalam larutan panas. Contohnya.:
Kain hasil proses pemasakan, pengelantangan menggunakan J-Box atau Kier. Lihat
Rope
Crease
Recovery
Disebut
juga Kemampuan Kembali dari Kekusutan, yaitu suatu ukuran untuk menyatakan baik
buruknya hasil suatu proses penyempurnaan resin anti kusut. (dinyatakan dalam
derajat), dengan mengukur besarnya sudut yang terbentuk oleh kain yang dilipat dan diberi beban tertentu dalam waktu tertentu
setelah beban dilepas.. Makin besar sudut yang terbentuk makin tinggi kemampuan
untuk kembali dari kekusutan dan hal ini berarti bahwa makin baik ketahahan
kusutnya,
Crease resistant
Sifat
tekstil (kain pada umumnya) yang memiliki ketahanan terhadap kekusutan. Hal ini
dapat diperoleh melalui suatu proses penyempurnaan anti crease menggunakan
resin sintetik.
Crease
retention
Kemampuan
kain untuk menahan lipatan yang telah dihasilkan dari proses durable press. Lihat Durable Press.
Curing
Disebut
juga pemanas awetan, adalah proses polimerisasi pada temperatur dan waktu
tertentu. Proses ini memerlukan bantuan panas dan asam yang dihasilkan dari
katalis. Lihat katalis.
Cylinder
dryer
Jenis
mesin pengering teridiri dari beberapa deret silinder panas tersusun vertikal.
Cylinder dryer biasanya dipakai sebagai pengering akhir setelah ptoses
pencucuian.
Desizing
Suatu
proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa penghilangan kanji pada kain
hasil pertenunan. Kain terdiri dari benang lusi dan pakan. Pada proses
pertenunan benang lusi lebih banyak mendapat gesekan, tarikan dan penegangan,
oleh karena itu agar lebih kuat (tidak mudah putus) pada umumnya benang lusi
dikanji terlebih dahulu. Setelah menjadi kain kanji tersebut perlu dihilangkan
agar proses selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Prosesnya dapat
dilakukan sesudah desizing sebelum scouring dan bleaching tetapi dapat juga
simultan dengan scouring dan bleaching.. Lihat
singeing, scouring dan bleaching.
Direct
printing
Disebut
juga Pencapan Langsung, yaitu suatu proses pencapan pada kain putih atau
berwarna (dasar) secara langsung dengan menggunakan
pasta berisi zat warna dan zat pembantunya sehingga diperoleh desain tertentu.
Discharge
Printing
Suatu
proses pencapan di atas kain yang telah berwarna (hasil pencelupan pada
umumnya) menggunakan pasta cap yang mengandung zat perusak terhadap zat warna
dasar sehingga diperoleh desain dengan warna pengganti warna dari zat warna dasar tersebut. Dengan demikian maka diperlukan zat warna
untuk desain yang memilki ketahanan terhadap zat perusak zat warna dasar.
Drafting
Proses
peregangan bahan dalm proses pemintalan melalui proses pemukulan (pencabikan)
serat, penarikan, penyebaran, atau hisapan udara (pneumatik).
Drawing
Salah
satu mesin dari rangkaian proses pemintalan yang berfungsi untuk meningkatkan
kerataan dan mengubah orientasi serat menjadi sejajar sumbu sliver, melalui
proses perangkapan dan peregangan.
Drawing
In
Suatu
proses penarikan ujung benang lusi dimasukkan ke dalam lubang (mata) gun atau
sisir tenun
Dyeing
Disebut
juga Pencelupan, yaitu pemberian warna pada tekstil (dapat berupa serat, benang
atau kain) secara merata dengan hasil yang bersifat permanen. Pada proses
pencelupan terjadi tiga tahapan
proses yaitu migrasi disertai dengan adsorpsi, difusi dan fiksasi. Sebagai
medium digunakan air. Lihat migrasi, difusi dan fiksasi.
Dyes
Seringkali
disebut juga dyestuff atau zat warna, yaitu bahan pewarna untuk tekstil,. Pada
umumnya memilki kromofor yaitu pembawa warna dan auksokrom yaitu substantivitas
terhadap tekstil. Zat warna ada yang dapat larut sehungga langsung dapat
mewarnai, ada yang perlu dilarutkan sementara agar dapat memiliki
substantivitas dan ada yang sama sekali tidak larut sehingga pada pemakaiannya
perlu didispersikan.
False twist
Suatu
proses untuk membuat benang filamen menjadi bulky dan kenyal. Caranya dengan
memberi twist dengan spindle yang berputar dan diheat set kemudian twistnya
dibuka kembali.
Fastness
Ketahanan
luntur zat warna terhadap pengaruh fisika maupun kimia yang diterapkan
kepadanya. Contoh : Fastness to rubbing yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap
gosokan, Fastness to washing yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap
pencucian, Fastness to Chlorine yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap
pengerjaan dalam larutan yang mengandung klor.
Fiber
Disebut
juga Serat, yaitu bahan utama untuk pembuatan benang untuk dijadikan kain. Juga
diartikan sebagai suatu benda yang memiliki karakteristik panjangnya paling
tidak 100 kali dari diameter atau lebarnya, permukaannya memungkinkan
terjadinya kohesi diantaranya sehingga dapat dibuat benang.
Fiksasi
Pengikatan
zat warna oleh serat dengan ikatan van der Waals, ikatan hidrogen, ikatan ionik
atau ikatan kovalen sehingga hasil pencelupan atau pencapan memiliki ketahanan luntur.
Lihat Ikatan v.d. Waals (non polar) ,
Hidrogen, Kovalen dan Ionik
Filamen
Serat
yang sangat panjang (dapat sampai tidak terhingga panjangnya). Contoh : Pada
umumnya serat buatan (poliester, poliamida, poliakrilik, polietilena dsb.)
berupa filamen yang dapat dibuat menjadi bentuk stapel. Sutera adalah satu –
satunya serat alam yang berbentuk filamen. Lihat Serat (fiber) dan Stapel.
Finishing
Disebut
juga Penyempurnaan, yaitu proses pengolahan tekstil setelah proses persiapan
penyempurnaan, pencelupan maupun pencapan, secara fisika dan atau secara kimia
untuk meningkatkan mutu tekstil tersebut. Misalnya menjadi memiliki sifat tahan kusut, tahan air
dsb.
Flock
printing
Suatu
proses pencapan dimana pada desain ditanamkan bulu. Teknologi pencapan ini
memanfaatkan sifat elektrostatik dari bulu tersebut. Sebagai bulu pada umumnya
digunakan serat sintetik, karena memiliki sifat elektrostatik yang tinggi.
Gray
(grey)
Istilah
yang digunakan untuk menyatakan keadaan kain tenun atau rajut yang belum
mengalami proses persiapan penyempurnaan (pre treatment).
Grid
bars
Batang-batang
yang terletak secara teratur di bawah unit Blowing atau mesin Carding, yang
dapat diatur posisinya, sehingga antar batang dapat tertutup atau terbuka
selebar yang diinginkan.
Heat
contact
Salah
satu cara fiksasi pada pencelupan dengan zat warna reaktif dengan menggunakan
kontak langsung kain dengan silinder pemanas
Heat
setting
Suatu
proses pemantapan terhadap kain (pada umumnya) yang terbuat dari serat
termoplastik menggunakan panas dengan tujuan untuk mestabilkan dimensi.
Prosesnya dilakukan dengan pemanasan pada temperatur tinggi sambil dikontrol
dimensinya menggunakan stenter, lalu didinginkan dengan segera. Polimer dari
serat sintetik yang baru dihasilkan melalui proses pemintalan, distribusi
molekulnya belum terorientasi sempurna sehingga tidak dapat digunakan sebagai
bahan pakaian. Untuk itu diperlukan penarikan sehingga molekul tersebut
terorientasi sempurna yaitu sejajar satu terhadap lainnya dan kompak. Dengan
heat setting kondisi tersebut dapat dicapai. Lihat pre, intermediate dan post setting.
HT/HP
Hight
Temperature High Pressure, yaitu metoda pencelupan menggunakan temperatur dan
tekanan tinggi ( temperatur di atas 100 oC dan tekanan di atas 1
atmosfer )
Impregnasi
Proses
perendaman sekaligus penyerapan larutan celup dilanjutkan dengan pemerasan menggunakan
padder. Lihat Padder/padding
Indigo
Zat
warna alam berwarna biru yang diperoleh dari tumbuhan indigofera tinctoria dan
indigofera.
Intermediate setting
Heat
setting yang dilakukan terhadap kain yang telah mengalami proses persiapan
penyempurnaan (singeing, desizing, scouring dan bleaching)
Jet dyeing machine
Mesin
celup kain dalam bentuk rope sebagai perbaikan cara pencelupan menggunakan
winch. Mesin ini bekerja pada temperatur dan tekanan tinggi. Larutan celup
disirkulasi dengan pompa paling tidak 4 – 5 kali dalam satu menit melalui suatu
“nozzle” sehingga kain yang kedua ujungnya disambungkan terdorong (jet) dan
berputar. Dengan menggunakan mesin ini dapat diperoleh keuntungan antara lain
kain terhindar dari kusut (terlipat), tanpa mengalami tegangan dan dapat
memperoleh warna tua.
Jigger
Mesin
celup kain dalam bentuk open width. Mesin
ini memiliki dua rol penggulung. Kain dari pnggulung yang satu berpindah ke
penggulung yang lain melalui larutan celup dalam bak. Selama proses kain dalam keadaan
ditegangkan dan setelah gulungan kain terpindahkan semuanya, mesin akan
berbalik arah sehingga terjadi penggulungan ke arah sebaliknya. Perpindahan kain sampai selesai dari dan ke satu
penggulung disebut passage. Pencelupan dengan jigger biasanya dilakukan
sebanyak enam passages atau memakan waktu +45 - 60 menit.
Kapas
Serat
alam dengan komponen utama selulosa yang merupakan polimerâ glukosa dengan derajat polimerisasi (DP) 10.000 dan Berat
Molekul 1.580.00. Kapas sudah dikenal sejak 5.000 SM yang dihasilkan dari
rambut biji tanaman jenis Gossypium Hirsutum (yang berhasil dikembangkan).
Kiering
Suatu
proses pemasakan kain kapas menggunakan bejana bertekanan sehingga biji kapas
atau kotoran yang terbawa dalam serat dapat dihilangkan dengan baik.
Lap Former
Salah
satu mesin Pre-Combing (persiapan untuk proses Combing) yang berfungsi mengubah rangkapan sliver menjadi lap.
Liquor ratio
Disingkat
L.R, seringkali disebut juga Vlot, yaitu perbandingan banyaknya larutan (liter)
yang harus digunakan dalam suatu proses perendaman (exhaust) dengan berat bahan
(kg) yang harus diproses. Bila
bahan yang dikerjakan beratnya 25 kg sedang LR yang digunakan 20 : 1, maka
larutan yang diperlukan adalah 20 x 25 = 500 liter. Pada zat warna yang dapat
larut, penggunaan LR yang lebih rendah dapat meningkatkan ketuaan warna dan
sebaliknya, akan tetapi perlu diperhatikan LR yang terlalu kecil dapat
menyebabkan ketidakrataan hasil pencelupan. Besar kecilnya LR tergantung kepada
jenis mesin yang digunakan dalam proses. Mesin
jigger dengan LR 5 :1 s/d 4 : 1, winch dengan LR 15 : 1 s/d 10 : 1, jet dyeing
dengan LR 10 : 1 s/d 8 : 1, package atau cone dyeing 10 : 1 s/d 8 : 1
Melt
Spinning
System
Sistem pembuatan serat dengan cara melelehkan bahan baku (chip), misalnya
pembuatan poliester dan nilon.
Mercerizing
Suatu
proses persiapan penyempurnaan tekstil (pada umumnya kain kapas) dengan
menggunakan alkali kuat dan pekat (soda kostik) sehingga daya serap, kekuatan
dan lusternya meningkat. Lihat luster.
One bath one stage
Cara
pencelupan kain/benang campuran dengan cara mencelup kain/benang campuran
tersebut dalam larutan tunggal yang mengandung
dua jenis zat warna. Fiksasi kedua jenis zat warna pada masing – masing serat
dilakukan secara bersamaan pada kondisi yang sama Contohnya pada pencelupan
kain poliester kapas dengan zat warna dispersi reaktif
One bath two stage
Hampir
sama dengan one bath one stage, hanya saja fiksasi zat warna pada masing –
masing serat dilakukan bergantian. Kalau pada kain poliester kapas, biasanya
fiksasi zat warna pada serat poliester dilakukan lebih dahulu baru fiksasi zat
warna pada kapas
Open-end
Nama
mesin terakhir dalam rangkaian proses pemintalan benang open-end (open-end spun
yarn), berfungsi memproses sliver drawing menjadi benang melalui proses
peregangan secara mekanik dan pneumatik, pemberian antihan, dan penggulungan
benang.
Open
width
Bentuk
kain dalam keadaan terbuka lebar, bukan untaian (rope). Pengerjaan dengan mesin
jigger, beam dan padding diperuntukkan bagi kain dalam keadaan open width
(bukan rope). Lihat Rope.
Padder
Jenis
mesin untuk impregnasi larutan, terdiri dari sebuah bak larutan yang dibagian
atasnya terdapat 2 atau lebih bowls. Kain dalam bentuk open width melewati
larutan kemudian diperas diantara dua bowls tersebut sehingga membawa larutan
sebesar wet pick up yang dipasang. Lihat Bowls dan Wet
Pick Up
Padding
Proses
dimana kain dalam bentuk terbuka lebar (open width) secara berkesinambungan
(kontinyu) melewati suatu bak yang berisi larutan proses kemudian dilanjutkan
dengan pemerasan diantara dua rol pemeras yang berada di atas bak larutan
tersebut.
Pad
alkali shock
Proses
pencelupan kontinyu pada kain dengan urutan proses mula – mula kain dipadding
dalam larutan zat warna, kemudian
dikeringkan.
Selanjutnya kain dilewatkan dalam larutan alkali kuat (soda kostik pH 11-12)
pada temperatur 80 oC selama 10 detik untuk fiksasi zat warna. Setelah itu kain dicuci, disabun dan dibilas serta dikeringkan dengan cylinder dryer.
Pad
baking
Proses
pencelupan kontinyu pada kain dengan urutan proses mula – mula kain dipadding
dengan larutan celup dan zat pembantu lalu dikeringkan. Selanjutnya difiksasi
dengan cara pemanggangan menggunakan udara panas pada temperatur tertentu ( 150
– 170 oC selama 5 – 3 menit) kemudian dicuci, disabun dan dibilas dan terakhir
dikeringkan menggunakan cylinder dryer
Pad
batch
Proses
pencelupan semi kontinyu pada kain dalam bentuk open width dengan urutan proses
mula – mula kain dipadding dalam larutan celup (dengan zat pembantunya)
kemudian digulung (rolling) dengan panjang tertentu, lalu dipotong. Gulungnan
kain selanjutnya diperam (batching) selama waktu tertentu dan setelah selesai
lalu dicuci, disabun, dibilas dan selanjutnya dikeringkan dengan cylinder
dryer. Selama pemeraman kain dibungkus agar tidak terjadi dehidrasi dan
gulungan diputar perlahan – lahan agar larutan celup tidak bermigrasi dan
berkumpul di bagian bawah gulungan. Proses ini biasa digunakan pada pencelupan
kain dengan zat warna reaktif
Pad
Jig
Proses
pencelupan semi kontinyu pada kain menggunakan zat warna bejana (vat). Mula –
mula kain dipadding dengan larutan zat warna dan digulung sebesar kapasitas
jigger ( sepanjang 1000 meter setara 150 kg) lalu di[potong. Kain dipindahkan
ke jigger untuk difiksasi dengan larutan fiksasi dengan cara pencelupan
exhaust. Untuk menjaga agar zat warna yang menempel pada kain tidak bermigrasi
ke dalam larutan fiksasi, maka ke dalam larutan fiksasi perlu ditambahkan
larutan zat warna yang jumlahnya dapat diperhitungkan dengan perumusan sbb :
Gram/liter
x (WPU)2 Ml/liter =_____________
10.000
Ml/liter = jumlah mililiter larutan zat warna yang perlu ditambahkan pada
setiap liter larutan celup exhaust
Gram/liter
= konsentrasi zat warna pada proses padding
WPU =
wet pick up pada proses padding
Pad
steam
Proses
pencelupan kontinyu pada kain menggunakan zat warna bejana (vat) atau zat warna
reaktif. Mula – mula kain dipadding dengan larutan
zat warna kemudian dikeringkan. Setelah itu kain dipadding dengan larutan zat
pembantu fiksasi, kemudian difiksasi dengan cara diuap (steam) pada temperatur
102 oC selama 4 – 5 menit. Selanjutkan kain dicuci, disabun, dibilas dan
dikeringkan menggunakan cylinder dryer
Pilling
Kondisi
pada permukaan kain karena adanya “pills” yaitu gintilan serat yang mengelompok
dipermukaan Serat sehingga kenampakan kain kurang baik. Pills ini semakin
banyak manakala kekuatan serat semakin tinggi.
Plain
weave
Disebut
juga Anyaman Polos, yaitu salah satu jenis anyaman dari tiga anyaman dasar dan
merupakan anyaman yang paling sederhana. Masing
– masing benang lusi dan pakan saling bersilangan. Dua anyaman dasar lainnya
adalah Satin dan Twill. Lihat Satin dan Twill
Post
setting
Heat
setting yang dilakukan terhadap kain yang telah mengalami proses persiapan
penyempurnaan (singeing, desizing, scouring bleaching) dan proses pencelupan
atau proses pencapan. Zat warna yang digunakan pada pencelupan harus memiliki ketahanan
sublimasi yang tinggi agar tidak rusak pada waktu di heat set.
Pre-Combing
Proses
persiapan bahan (sliver) untuk diproses di mesin Combing. Mesin-mesin
pre-combing adalah Super Lap atau Lap Former dan Ribbon Lap.
Pre
setting
Heat
setting yang dilakukan terhadap kain gray (mentah), jadi sebelum kain tersebut
mengalami proses persiapan penyempurnaan (singeing, desizing, scouring dan
bleaching) maupun proses pencelupan dan atau pencapan. Kain yang di heat set
dengan cara ini apabila terdapat kotoran pada kain akan terfiksasi sehingga
sulit dihilangkan
Pre
treatment
Disebut
juga Proses Persiapan Penyempurnaan, yaitu proses – proses sebelum kain atau
benang dicelup, dicap ataupun difinish dapat berupa pembakaran bulu (singeing),
penghilangan kanji (desizing), pemasakan (scouring), pemerseran (mercerising),
pemantapan panas (heat setting) maupun pengelantangan (bleaching).
Reduction clearing
Disingkat
RC, yaiu proses pengerjaan setelah pencelupan atau pencapan poliester dengan
zat warna dispersi, menggunakan Natrium hidrosullfit dan Soda kostik untuk
menghilangkan zat warna yang hanya menempel pada permukaan sehingga dapat
meningkatkan sifat tahan luntur terhadap gosokan (fastness to rubbing)
Reeling
Suatu
proses penguraian sutera mentah dari kokon yang direndam dalam air panas.
Biasanya beberapa lembar filamen dari beberapa kokon datarik dan direkat
bersama menggunakan perekat tanpa dipilin
Resist printing
Disebut
juga Pencapan Rintang, yaitu suatu proses pencapan dimana setelah pasta cap
dicapkan pada kain dilanjutkan dengan pencelupan. Dengan menggunakan zat anti
fiksasi (pada pasta cap) terhadap zat warna yang digunakan untuk pencelupan,
maka akan diperoleh warna desain dan warna celupan (sebagai dasar kain) yang
berbeda (coloured resist). Jika pasta cap tidak diberi zat warna maka akan
diperoleh desain berwarna putih (white resisit). Proses ini merupakan kebalikan dari dicharge printing.
Teknologi Resist Printing banyak dilakukan pada industri batik dengan
peresistnya berupa malam sehingga pada pencelupannya, pada bagian kain yang
telah dicap dengan malam tersebut tidak memungkinkan zat warna yang digunakan
pada pencelupan berpenetrasi dan berdifusi apalagi terfiksasi.
Ribbon
Lap
Salah
satu mesin pre-combing yang berfungsi untuk memperbaiki kerataan lap hasil
mesin Lap Former.
Ring
Spinning
Rangkaian
terakhit dari proses pemintalan untuk membuatn benang ring (ring spun yarn),
berfungsi memproses roving menjadi benang dengan proses peregangan, pemberian
antihan, dan penggulungan benang.
Rope
Bentuk
kain dalam keadaan untaian, bukan terbuka lebar (open width). Pengerjaan dengan
mesin winch, jet dan kier diperuntukkan bagi kain dalam keadaan rope (untaian).
Lihat Open width
Roving
Salah
satu mesin dalam rangkaian proses pemintalan yang berfungsi memproses sliver
drawing menjadi roving melalui proses peregangan, pemberian antihan, dan
penggulungan.
Sanforising
Disebut
juga Anti Shrink, anti mengkeret, yaitu suatu proses penyempurnaan terhadap
kain (kapas) agar menjadi tidak mengkeret lagi. Proses anti mengkeret dapat
dilakukan secara kimia dan secara mekanik. Dalam hal proses anti mengkeret
secara mekanik, telah diciptakan mesin Sanfor oleh Monsfort. Kain yang telah
diproses anti mengkeret dengan mesin sanfor diberi label “Sanforised”
Scouring
Suatu
proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa (impurities) dan kotoran luar .Zat yang dapat digunakan
dapat alkali, asam, sabun atau deterjen. Proses ini dilakukan sesudah desizing
sebelum bleaching, tetapi dapat juga simultan dengan desizing dan bleaching.
Untuk kain pada umumnya dilakukan sesudah singeing.
Shuttle
Disebut
juga teropong, yaitu peralatan pada mesin tenun berbentuk seperti perahu untuk
membawa benang pakan yang disuapkan pada mulut lusi.
Shuttleless
Disebut
juga shuttleless loom yaitu jenis mesin tenun yang penyuapan benang pakannya
tidak menggunakan teropong (shuttle), misalnya dengan rapier, water jet, air
jet,
Shuttle
loom
Jenis
mesin tenun yang penyuapan benang pakannya menggunakan teropong (shuttle).
Walapun mesin jenis ini masih banyak digunakan akan tetapi keberadaannya sudah
mulai terdesak oleh penggunaan shuttleless loom.
Simplex
Salah
satu jenis mesin roving. Lihat pada entry “Roving”
Singeing
Suatu
proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa pembakaran bulu pada permukaan
kain. Bulu ini timbul sebagai akibat proses pertenunan dan atau karena seratnya
sendiri memiliki tendensi menimbulkan bulu kalau digesek. Pada waktu
pencelupan, bulu ini akan lebih menyerap zat warna daripada kainnya sehingga
warna pada permukaan kain menjadi tidak merata.
Slashing
Disebut
juga Warp Sizing, yaitu suatu proses penganjian benang lusi dalam bentuk beam
agar memiliki katahanan terhadap gesekan pada waktu ditenun sehingga tidak
mudah putus. Lihat Warping (Sectional warping)
Sliver
Kumpulan
jajaran serat yang tidak terputus, belum diberi twist, berbentuk seperti
silinder untuk diolah lebih lanjut menjadi benang melalui beberapa tahapan
proses, hasil dari proses Carding disebut sliver carding, hasil proses drawing
disebut sliver drawing.
Spinning
Disebut
juga proses pemintalan, yaitu suatu proses pembuatan benang dari serat dengan
cara membuka gumpalan serat dan membersihkan, mengecilkan gumpalan serat,
menyejajarkan serat- serat dalam gumpalan kecil serat, kemudian memberi
antihan/ pilinan sehingga terjadi kohesi diantara serat-serat tersebut dan
terbentuklah benang yang kontinyu (panjang).
Sequestering
agent
Zat
yang memilki kmampuan mengikat ion logam dalam air sehingga membentuk garam
kompleks. Zat ini bisa digunakan untuk menurunkan
kesadahan metode kompleksometri
Stapel
Serat
berukuran tidak terlalu panjang (hanya beberapa inci). Contoh : Hampir semua
serat alam seperti wool, kapas dsb. Berbentuk staple kecuali sutera berbentuk
filamen
Stapel
length
Seringkali
disebut juga Stapel, yaitu peristilahan dalam menyatakan panjang serat yang
diperoleh dari pengukuran dengan tangan
Stenter
Suatu
mesin yang digunakan untuk memproses kain dengan cara membentangkan kain ke
arah lebar dengan peregangan dan bergerak maju menggunakan rantai berjalan yang
sekaligus memegang pinggir kain tersebut. Mesin
ini dipakai untuk proses heat setting, stentering dan finishing. Lihat Heat
setting, Stentering dan Finishing
Stentering
Suatu
proses pada kain menggunakan mesin stenter untuk tujuan merapihkan kain
sehingga pinggirnya rata, kedudukan benang lusi dan benang pakan saling tegak lurus dan sekaligus
mengatur lebarnya. Hasil kain dari stentering biasanya dipersiapkan untuk di
cap atau dicelup dalam bentuk open width.
Surfactant
Disebut
juga Surface active agent yaitu suatu zat yang mengandung gugus hidrofil dan
hidrofob yang dapat menurunkan tegangan
antar muka dua zat.. Surfaktan memilki beberapa fungsi seperti membasahi
(wetting effect), berpenetrasi (penetrating effect), mengemulsikan (emulsifying effect),
mendispersikan (dispersing effect), menghasilkan busa (foaming effect) dan mencuci (detergency effect).
Texturizing
Suatu
proses untuk memberikan permukaan keriting pada benang yang terbuat dari serat
sintetik sehingga pegangannya menjadi lebih gembung dan lembut. Berbeda dengan
serat alam, serat sintetik pada umumnya memiliki permukaan yang halus, licin dan
tidak ada tekukan, sehingga kain yang terbuat dari serat sintetik kasar dan
kaku pegangannya. Untuk memperbaikinya antara lain dilakukan pengeritingan
(texturizing). Benang yang dihasilkan dari proses ini dikenal sebagai
Texturized yarn dan banyak dipakai untuk pembuatan kain yang tipis dan halus.
Themosetting
Suatu
sifat yang selalu berubah dengan penerapan panas. Serat
alam pada umumnya bersifat thermosetting
Thermosol
Sistem
pencelupan kontinyu pada kain poliester dengan zat warna dispersi, dimana
fiksasi zat warna dilakukan dengan menggunakan panas (thermo) yaitu pada
temperatur tinggi (200 oC).selama 40-60 detik. Pada proses fiksasi
ini poliester melunak dan berlaku sebagai pelarut dan zat warna yang telah
direkatkan pada permukaan kain melalui proses padding akan terperangkap (larut)
dalam serat sehingga terfiksasi. Oleh karena itu proses fiksasi ini juga sering
disebut “Solid Solution” zat padat (dalam hal ini zat warna) larut dalam zat
padat (dalam hal ini serat poliester). Urutan prosesnya adalah sebagai berikut
: Mula mula kain dipadding dalam larutan zat warna dan zat pembantunya,
kemudian dikeringkan awal dengan infra red, lalu dikeringkan dengan hotflue.
Selanjutkan kain difiksasi dengan cara pemanasan pada temperatur sekitar 200 OC
selama 40 – 60 detik, dicuci, disabun dan dibilas serta dikeringkan menggunakan
cylinder dryer.
Twill weave
Disebut
juga anyaman Keper, merupakan salah satu dari tiga anyaman dasar. Benang lusi
dan pakan saling bersilang dengan membentuk efek lusi bergaris miring dengan
arah ke kanan (Twill kanan) atau dengan arah ke kiri (Twill kiri)
Twist
Disebut
juga Antihan. Benang staple terdiri dari serat serat, agar kohesi antar serat
lebih baik sehingga dapat membentuk benang maka diberikan antihan. Arah antihan
dapat ke kiri (S Twist) atau ke kanan (Z Twist)
Twisting
Suatu
proses penggabungan dua helai benang atau lebih dengan diberi pilinan sehingga
terbentuk benang rangkap.
Two
bath two Stage
Cara
pencelupan pada benang/kain campuran dimana benang/kain dicelup dengan salah satu zat warna kemudian difksasi dan
dilanjutkan pencelupan dengan zat warna lainnya diikuti dengan fiksasinya
Wale
Deretan
jeratan ke arah panjang kain rajut. Wale dibentuk oleh satu jarum
Warp
Disebut
juga lusi, yaitu deretan benang sejajar pinggir kain dan tegak lurus pada
benang pakan.
Warping
(Sectional warping)
Disebut
juga Menghani, yaitu suatu proses persiapan pertenunan dengan menyusun benang –
benang lusi sejajar satu dengan lainnya. Jumlah benang yang disejajarkan
tergantung kepada tetal lusi dan lebar kain. Hasil warping berupa gulungan
benang lusi pada beam yang siap untuk diproses lebih lanjut, misalnya dicucuk
pada mata gun dan sisir tenun
Warp
knit
Disebut
juga Rajut Lusi
Water
jet loom
Disingkat
WJL, adalah jenis mesin tanpa teropong (shuttleless), dimana penyuapan benang
pakan tidak menggunakan teropong tetapi dengan menggunakan dorongan (jet) air.
Weaving
Disebut
juga proses Pertenunan, yaitu suatu proses pembuatan kain dengan menyilangkan
dua jajaran benang yang saling tegak lurus,
yaitu benang lusi (warp) dan benang pakan. (weft). Lihat warp dan weft.
Wet
pick up
Disingkat
WPU, yaitu banyaknya larutan (liter) yang dapat dibawa oleh
satu kilogram kain setelah kain tersebut mengalami proses padding. Besar kecilnya WPU tergantung kepada jenis serat. Kain
yang terbuat dari serat hidrofil sebaiknya dipadding dengan WPU tinggi, sedang
kain yang terbuat dari serat hidrofob sebaiknya dipadding dengan WPU kecil. Contoh : WPU kain yang terbuat dari poliester 50 %, kapas
80 %, rayon 100 %, polyester/kapas 65/35, 65-70% wool 100%
Wet
Spinning System
Sistem
pembuatan serat dengan cara melarutkan bahan bakunya dan proses koagulasi
(pemadatan serat) dilakukan pada larutan koagulan yang mengikat zat pelarut,
misalnya pembuatan selulosa (rayon, viscose rayon, polynosic).
Winch
Mesin
untuk memproses kain dalam bentuk rope dengan tanpa tegangan. Alat ini terdiri
dari bejana berbentuk trapesium dan kincir penarik berbentuk oval. Kedua ujung kain disambungkan dan kain diputar dalam
bejana karena gerakan kincir penarik.