Friday, 26 April 2013

TEKNIK TEKSTIL

5 komentar

TENTANG TEKNIK TEKSTIL

Lagi pengen share nih tentang jurusan TEKNIK TEKSTIL yang saya tempuh strata 1 saat ini. Mungkin masa sekarang sudah banyak siswa sekolah yang tidak tau tentang TEKNIK TEKSTIL, apa itu TEKNIK TEKSTIL, ada apa aja didalamnya dan prospek kerjanya seperti apa.
Saya maklumi karena memang saya dulu juga pernah seperti itu. Tidak tau sama sekali apa itu TEKNIK TEKSTIL sebelum saya masuk di Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. Saya terdaftar sebagai mahasiswa S1 Teknik Kimia dan TEKNIK TEKSTIL FTI UII angkatan 2011 sebagai mahasiswa beasiswa santri unggulan dari BKLN yang memberikan beasiswa kepada santri untuk melanjutkan studi di beberapa perguruan tinggi di Indonesia baik itu swasta maupun negeri dan mengcover seluruh biaya kuliah selama masa studi hingga lulus.

Setelah mengikuti selama satu smester kuliah saya mulai mengerti tentang TEKNIK TEKSTIL, dimana pada saat smester 3 saya sudah mulai mengambil konsentrasi TEKNIK TEKSTIL. TEKNIK TEKSTIL itu ialah salah satu konsentrasi dalam Fakultas Teknologi Industri UII yang mempelajari tentang proses manufaktur tekstil dan produksi tekstil dengan engineeering toolsnya, antara lain material/ product densities, fisika/ struktur mekanik, kimia/ mekanika treatment (persiapan bahan) dan kemampuan perancangan proses dan pabrik, perancangan peralatan skala pilot (pilot plant) uji coba dan scaling up peralatan serta analisis ekonomis. Analisis ekonomi dilakukan mulai dari pemilihan dan pengadaan bahan baku, biaya produksi, dan pemasaran sehingga dapat diperoleh kepastian bahwa barang yang diproduksi bisa dijual dengan memperoleh keuntungan.

PROSES PEMBUATAN BENANG
PERUSAHAAN TEKSTIL


Jadi lulusan TEKNIK TEKSTIL itu nantinyan akan mampu menyusun dan melaksanakan perencanaan produksi, memberikan petunjuk cara kerja dalam proses produksi dan cara penyetelan mesin-mesin produksi, mampu melaksanakan pengendalian proses dan mutu, ia mampu mengevaluasi hasil produksi, mampu memelihara peralatan produksi dan serta mengelola suatu unit produksi.(sttt.tekstil)


Sederhananya menurut pengertian umum seorang sarjana tekstil mampu membuat perusahaan tekstil dan memahami serta menguasai segala aspek didalam perusahaannya sereta mampu memanajemen perusahaan tersebut. ,untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan bermanfaat dalam pembangunan bangsa.



Mahasiswa TEKNIK TEKSTIL FTI UII 2011 bersama Alumni dan dosen di pabrik Primissima

So, itu dulu tentang TEKNIK TEKSTIL. Lain kali akan saya share lebih banyak tentang TEKNIK TEKSTIL.
Terimakasih, semoga bermanfaat.

Thursday, 25 April 2013

Kaum DHUAFA

1 komentar

TIGA PULUH TANGKAI BUNGA BENTUK NYATA PEDULI KAUM DHUAFA

 

Ditengah kondisi masyarakat Indonesia yang masih lemah, dimana masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Diperlukan usahah semua pihak untuk dapat membantu sesama masyarakat Indonesia agar dapat bertahan dari kondisi saat ini. Untuk dapat meringankan beban sesama, kita sebagai mahasiswa dapat melakukan banyak hal dan dengan berbagai macam media baik organisasi, perorangan maupun dalam bentuk komunitas.

Selain itu ada banyak kaum dhuafa yang masih membutuhkan bantuan, baik berupa bantuan materil maupun moril. Oleh karena itu kami selaku mahasiswa yang selalu harus melakukan caturdharma perguruan tinggi sepatutnya membantu masyarakat khususnya yang memiliki kekurangan materil dan moril. Adapun kegiatan yang dilakukan ini merupakan kegiatan proyek sosial dari kegiatan Student Soft Skill Development (S3D) yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri-UII merupakan wujud kepedulian kita sebagai mahasiswa yang memilki jiwa kepedulian yang tinggi.

Sebagai bentuk rasa peduli kami akan keadaan sekitar, maka sebagai generasi muda ingin mengadakan sebuah bentuk kegiatan yang dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa di sekitar kita terdapat orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan. Dan dengan keterkaitan antara nilai-nilai luhur kemanusiaan tersebut maka kami merencanakan untuk mengadakan sebuah proyek sosial kepada seorang dhuafa di daerah Malangrejo, Sleman, Yogyakarta. 

            Kegiatan proyek sosial ini sebenarnya merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kita untuk dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat khususnya kaum dhuafa. Kegiatan ini juga merupakan bagian dalam rangkaian kegiatan Student Soft Skill Development (S3D) yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri-UII.proyek sosial ini merupakan suatu bentuk bantuan yang walaupun tidak seberapa namun sangat berguna untuk membantu meringankan beban mbah Mikem seorang dhuafa.

Proyek sosial dari kegiatan Student Soft Skill Development (S3D) ini kami sepakati bersama untuk mengunjungi dan memberikan bantuan kepada kaum dhuafa. Yaitu seorang dhuafa yang tinggal di daerah Malangrejo, Sleman, Yogyakarta. Penentuan target proyek sosial kami awalnya mengalami kendala sebab ada banyak sekali kaum dhuafa yang ada di daerah Malangrejo, Sleman. Tujuan kami ialah seorang dhuafa yang benar-benar sudah tidak ada sanak saudaranya yang mau mengurus dan hidupnya hanya tergantung dari pemberian dan belas kasih orang lain. Setelah mempertimbangkan hal tersebut akhirnya kami menetukan memilih seorang dhuafa, ia bernama mbah Mikem, berusia sekitar 70 tahun dan hidup seorang diri di gubuk kecil yang berukuran 3x3 m. Keseharian mbah Mikem hanya membantu pekerjaan di sawah milik orang lain untuk mendapatkan sedikit beras dan sayuran yang nantinya dimasak sendiri atau dijual di pasar. Dan hasil yang di dapat dari penjualan sayuran itu tidaklah seberapa hanya cukup untuk beberapa kali makan. 


mengunjungi mbah Mikem di sawah



mbah Mikem (baju orange)

Oleh sebab itu terkadang setiap harinya ada tetangga yang membantu memberikan makanan kepada mbah Mikem. Mbah Mikem sudah tidak mementingkan penampilan dan kebutuhan yang lain. Baju yang ia pakai setiap harinya hanyalah satu saja. Dan itu jarang sekali di cuci dan tidak pernah diganti jika belum benar-benar rusak. Bagian dalam rumahnya pun tidak terdapat barang yang berharga. Selain hanya tumpukan kayu bakar yang berserakan dimana-mana dan gantungan baju dari bambu yang dipasang melintang didalam gubuknya. Ia tidak memiliki kasur untuk tempat tidur apalagi bantal dan selimut. Yang ada hanya tumpukan batu-bata untuk memasak denga kayu bakar dan wajan yang sudah tidak layak pakai, selain itu juga ada kendi kecil untuk tempat air minum. Begitulah gambaran tentang kehidupan mbah Mikem. Baginya yang penting hari ini bisa dapat makanan untuk bertahan hidup. Selain itu tidak pernah terpikirkan olehnya. Memang mbah Mikem memilki kelainan yang membuat ia susah berbicara dengan orang yang baru dikenalnya dan ia pun sangat jarang bebicara kepada orang di sekitar tempat tinggalnya. 



keadaan dalam rumah mbah Mikem

Disini kami menemukan hal baru, bagaimana kehidupan seseorang yang memilki kelainan jiwa tapi masih begitu diterima dan dihargai di tengah masyarakat. Mbah Mikem memiliki alasan tersendiri mengapa keadaan nya bisa seperti saat ini. Ia memilki masa lalu yang kelam yang jarang orang lain merasakannya. Ia dulu hidup bahagia bersama suaminya dan seorang anak. Entah karena alasan apa yang tidak bisa kami cari tahu karena mungkin hanya mbah Mikem yang tahu, ia ditinggalkan oleh suami dan anaknya. Hingga berpuluh tahun ia hidup seorang diri tanpa sekali pun dijenguk oleh suami dan anaknya. Mungkin karena itu beliau memiliki keterbelakangan mental seperti ini. Tapi hal itu bukan perkara penting yang dipermasalahkan masyarakat. Mbah Mikem tetaplah mbah Mikem yang selalu diterima oleh masyarakat Melangrejo dan setiap harinya masih ada orang yang mau membantu memberikan kebutuhan hidup kepadanya.
Pada hari pelaksanaan, kami terlebih dahulu meminta izin kepada warga desa Malangrejo untuk mendampingi memberikan bantuan kepada mbah Mikem. Setelah kami diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat sekitar tempat tinggal mabah Mikem kami dipersilahkan menemui mbah Mikem yang pada saat itu sedang bekerja membantu menanam padi di sawah. Ternyata mbah Mikem sedikit mengalami gangguan kejiwaan, ia tidak mau diganggu oleh siapapun ketika sedang bekerja. Dan beliau susah untuk diajak berbicara. Oleh karena itu kami hanya bisa berbincang-bincang dengan tetangga beliau. Dan pemberian bantuan dari kami hanya bisa lewat tetangga nya yang setiap hari mengurus mbah Mikem.  

pemberian sembakao kepada mbah Mikem diwakili oleh tetangganya












Alhamdulillah masyarakat sekitar tempat tinggal mbah Mikem menerima kami dengan baik dan setelah pemberian bantuan kami berbincang-bincang mengenai mbah Mikem dengan masyarakat sekitar. Keseharian mbah Mikem hanyalah bekerja disawah milik orang lain dan mendapat imbalan dari pekerjaannya itu untuk membeli makan. Sehari-harinya pun hanya bantuan dari tetangga untuk sarapan pagi atau makan malam. Karena memang tidak seberapa uang yang dimiliki mbah Mikem dari hasil pekerjaannya itu. Kami berharap apa yang kami berikan dapat membantu dan bermanfaat bagi mbah Mikem. 

pemberian sembako melalui tetangga mbah Mikem




di depan rumah gubuk mbah Mikem







Setelah semua tujuan dan niat baik kami tersampaikan, kami meminta diri untuk melanjutkan kewajiban-kewajiban kami yang lainnya, dan kami juga mendokumentasikan kebersamaan kami dengan mbah Mikem dan masyarakat disekitar agar silaturahmi senantiasa terjalin untuk mempererat persaudaraan diantara sesama makhluk Allah SWT. 
Dalam pelaksanaan proyek sosial S3D ini meskipun ada beberapa masalah yang timbul namun pada akhirnya dapat diselesaikan dan dapat diatasi dengan baik, sehingga berjalannya kegiatan ini pun juga berjalan dengan lancar. Antusiasme dan sambutan yang baik dari masyarakat desa Malangrejo dapat menjadi salah satu parameter kelancaran kegiatan kami. Selain itu kami selaku pelaksana kegiatan juga merasa cukup puas dengan hasil yang kami dapatkan, karena kami tidak menilai sebuah pemberian secara kuantitas namun secara kualitas. Dan yang terpenting bahwa kami sudah melaksanakan amanah yang telah diamanahkan kepada kami dengan sebaik-baiknya. Sebagai transparansi dana, kami juga melampirkan rincian harga dan nota dalam kegiatan ini.
            Harapan kami untuk jangka panjang adalah para mahasiswa bisa selalu memupuk rasa kepedulian terhadap orang-orang yang tidak mampu, tidak hanya dalam sebuah proyek sosial namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga ada tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilaksanakan saat ini dan dapat menjadi ikatan silaturahmi yang kuat. amin


 

Sunday, 21 April 2013

Claim blog di technorati membutuhkan token code di postingan blog

1 komentar
Buat teman-teman yang men-daftar blog di technorati. Saat melakukan claim blog membutuhkan kode unik (unique code), dimasukkan ke dalam postingan kemudian dipublish.
Selanjutnya klik tombol verify di technorati.


unique code :  HXU4KY9FR7GR
blog : www.apobaeado.blogspot.com

TEKNIK TEKSTIL

1 komentar

ISTILAH – ISTILAH DALAM PERTEKSTILAN

AATCC
American Association oF Textile Chemists and Colorists, yaitu suatu lermbaga pengetahuan nasional di Amerika yang bertujuan : 1) meningkatkan pengetehauan dalam aplikasi zat warna dan zat kimia pada industri tekstil, 2) menyelenggaarakan penelitian dalam proses kimia Dan bahan baku, 3) menciptakan dan mengembangkan standar ketahanan luntur zat warna dan zat penyempurnaan, 4) menciptakan dan mengembangan cara uji dan peralatan ujinya Afinitas Perbandingan antara zat warna yang terdistribusi di dalam air dengan di dalam serat. Makin tinggi yang dapat terdistribusi di dalam serat maka zat warna tersebut dikatakan memiliki afinitas yang tinggi dan sebaliknya. Air Jet Loom Lebih dikenal dengan sebutan AJL, adalah jenis mesin tenun tanpa teropong (shuttleless) dimana penyuapan benang pakan tidak menggunakan teropong tetapi dengan menggunkan dorongan (jet) udara. Lihat Water Jet Loom Alkali shock Salah satu cara fiksasi pada pencelupan dengan zat warna reaktif menggunakan alkali pekat (NaOH) panas dalam waktu sangat singkat (10 detik)

Anion
Ion bermuatan negatif, contoh OH–

ATBM
Singkatan dari Alat Tenun Bukan Mesin, merupakan mesin tenun dengan tenaga manusia sebagai penggeraknya. ATBM biasa ditemukan di sentra industri kecil untuk membuat produk tradisional dan kerajinan

ATM
Singkatan dari Alat Tenun Mesin, merupakan mesin tenun dengan tenaga motor sebagai penggeraknya. Mesin ini kecepatannya jauh lebih tinggi daripada ATBM dan dikembangkan dalam berbagai jenis sehingga dapat untuk membuat kain dari yang kasar sampai dengan yang sangat halus dengan berbagai desain

Batch
Partaian, yaitu sejumlah tertentu kain/ benang/ serat yang akan diproses sesuai dengan kapasitas mesin yang akan digunakan. Jika kapasitas mesin 200 kg maka apabila bahan yang akan diproses sebanyak 1.000 kg, dapat dikelompokkan menjadi lima batches dan tiap batch mengandung maksimum 200 kg.

Batching
Proses fiksasi zat warna dengan cara pemeraman selama waktu tertentu dan pada suhu tertentu pula . Fiksasi cara ini banyak dilakukan pada pencelupan dengan zat warna reaktif dingin maupun panas cara Pad Batch. Lamanya pemeraman tergantung kepada tua muda warna yang diharapkan dan ketahanan terhadap hidrolisa zat warna reaktifnya. Selama pemeraman berlangsung, gulungan kain diputar perlahan – lahan untuk menghindari migrasi zat warna terakumulasi pada bagian bawah gulungan dan dibungkus untuk menghindari pengeringan karena penguapan.

Bleaching
Suatu proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa pengelantangan menggunakan oksidator atau reduktor. Bahan yang dikelantang dapat berupa benang maupun kain, setelah dikelantang akan menjadi bersih dan putih. Pada umumnya dilakukan setelah atau simultan dengan Desizing dan Scouring. Jika yang dikelantang kain seringkali juga dilakukan singeing. Lihat  singeing, desizing dan scouring

Blending
Percampuran serat. Dalam industri tekstil seringkali dilakukan sesuatu serat dicampur dengan serat lain, misalnya campuran poliester – kapas. Campuran serat ini paling banyak diperdagangkan untuk digunakan sebagai bahan pakaian. Kelemahan sifat dari salah satu serat diimbangi oleh keunggulan sifat serat lain sehingga diperoleh komposisi campuran yang optimum berkaitan dengan penggunaannya.

Blowing
Mesin pertama dari rangkaian mesin pemintalan yang berfungsi membuka dan membersihkan gumpalan serat dengan mekanisme pemukulan serat.

Bowl
Rol pemeras pada padder. Pada umumnya padder memiliki 2 atau 3 bowls. Susunan bowls dapat horizontal, vertikal atau diagonal satu dengan lainnya.

Calender
Mesin yang dipakai untuk penyempurnaan kain, terdiri dari tiga rol atau lebih. Kain dilewatkan diantara rol – rol yang salah satu atau lebih diantaranya adalah rol panas. Efek caladering yang dihasilkan dapat berupa permukaan kain yang pipih dan mengkilat, lembut pegangannya, ada efek krep dll.

Carding
Salah satu mesin dari rangkaian proses pemintalan yang dipakai untuk membuka dan membersihkan serat dengan menggunakan permukaan berpaku (wire)

Carrier
Disebut zat pengemban, yaitu senyawa - senyawa seperti fenil fenol (orto, para) klorobensena, hidrokarbon aromatik, klor hidrokarbon, ester,eter, asam benzoat dan asam salisilat yang mampu menggelembungkan serat dan menambah kelarutan zat warna (carrier yang bersifat hidrofil) atau mampu memplastiskan serat (carrier yang bersifat hidrofob) sehingga dapat menambah laju kecepatan celup dan dapat digunakan pada pencelupan poliester (utamanya) pada temperatur mendidih.

Cheese
Disebut juga bobbin yaitu alat bantu berupa penggulung benang silinder, terbuat dari kayu, kertas, plastik atau logam. Benang digulung pada penggulung ini menjadi gulungan benang berbentuk silinder.

Clip tenter
Jenis mesin stenter yang menggunakan penjepit (clip) sebagai pemegang pinggir kain. Jenis lainnya adalah Pin Tenter atau kombinasi dari keduannya Clip & Pin Tenter. Lihat Pin Tenter

Cone
Disebut juga bobbin yaitu alat bantu berupa penggulung benang berbentuk kerucut terbuat dari kayu, kertas, plastik atau logam. Benang digulung pada penggulung ini menjadi gulungan benang berbentuk kerucut.

Course
Deretan jeratan ke arah lebar kain rajut. Course dibentuk oleh jarum yang berbeda.

Crease mark
Lipatan pada kain yang bersifat permanen. Hal ini terjadi karena pengerjaan kain dalam bentuk rope dalam larutan panas. Contohnya.: Kain hasil proses pemasakan, pengelantangan menggunakan J-Box atau Kier. Lihat Rope

Crease Recovery
Disebut juga Kemampuan Kembali dari Kekusutan, yaitu suatu ukuran untuk menyatakan baik buruknya hasil suatu proses penyempurnaan resin anti kusut. (dinyatakan dalam derajat), dengan mengukur besarnya sudut yang terbentuk oleh kain yang dilipat dan diberi beban tertentu dalam waktu tertentu setelah beban dilepas.. Makin besar sudut yang terbentuk makin tinggi kemampuan untuk kembali dari kekusutan dan hal ini berarti bahwa makin baik ketahahan kusutnya,

Crease resistant
Sifat tekstil (kain pada umumnya) yang memiliki ketahanan terhadap kekusutan. Hal ini dapat diperoleh melalui suatu proses penyempurnaan anti crease menggunakan resin sintetik.

Crease retention
Kemampuan kain untuk menahan lipatan yang telah dihasilkan dari proses durable press. Lihat Durable Press.

Curing
Disebut juga pemanas awetan, adalah proses polimerisasi pada temperatur dan waktu tertentu. Proses ini memerlukan bantuan panas dan asam yang dihasilkan dari katalis. Lihat katalis.

Cylinder dryer
Jenis mesin pengering teridiri dari beberapa deret silinder panas tersusun vertikal. Cylinder dryer biasanya dipakai sebagai pengering akhir setelah ptoses pencucuian.

Desizing
Suatu proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa penghilangan kanji pada kain hasil pertenunan. Kain terdiri dari benang lusi dan pakan. Pada proses pertenunan benang lusi lebih banyak mendapat gesekan, tarikan dan penegangan, oleh karena itu agar lebih kuat (tidak mudah putus) pada umumnya benang lusi dikanji terlebih dahulu. Setelah menjadi kain kanji tersebut perlu dihilangkan agar proses selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Prosesnya dapat dilakukan sesudah desizing sebelum scouring dan bleaching tetapi dapat juga simultan dengan scouring dan bleaching.. Lihat singeing, scouring dan bleaching.


Direct printing
Disebut juga Pencapan Langsung, yaitu suatu proses pencapan pada kain putih atau berwarna (dasar) secara langsung dengan menggunakan pasta berisi zat warna dan zat pembantunya sehingga diperoleh desain tertentu.

Discharge Printing
Suatu proses pencapan di atas kain yang telah berwarna (hasil pencelupan pada umumnya) menggunakan pasta cap yang mengandung zat perusak terhadap zat warna dasar sehingga diperoleh desain dengan warna pengganti warna dari zat warna dasar tersebut. Dengan demikian maka diperlukan zat warna untuk desain yang memilki ketahanan terhadap zat perusak zat warna dasar.

Drafting
Proses peregangan bahan dalm proses pemintalan melalui proses pemukulan (pencabikan) serat, penarikan, penyebaran, atau hisapan udara (pneumatik).

Drawing
Salah satu mesin dari rangkaian proses pemintalan yang berfungsi untuk meningkatkan kerataan dan mengubah orientasi serat menjadi sejajar sumbu sliver, melalui proses perangkapan dan peregangan.

Drawing In
Suatu proses penarikan ujung benang lusi dimasukkan ke dalam lubang (mata) gun atau sisir tenun

Dyeing
Disebut juga Pencelupan, yaitu pemberian warna pada tekstil (dapat berupa serat, benang atau kain) secara merata dengan hasil yang bersifat permanen. Pada proses pencelupan terjadi tiga tahapan proses yaitu migrasi disertai dengan adsorpsi, difusi dan fiksasi. Sebagai medium digunakan air. Lihat migrasi, difusi dan fiksasi.

Dyes
Seringkali disebut juga dyestuff atau zat warna, yaitu bahan pewarna untuk tekstil,. Pada umumnya memilki kromofor yaitu pembawa warna dan auksokrom yaitu substantivitas terhadap tekstil. Zat warna ada yang dapat larut sehungga langsung dapat mewarnai, ada yang perlu dilarutkan sementara agar dapat memiliki substantivitas dan ada yang sama sekali tidak larut sehingga pada pemakaiannya perlu didispersikan.

False twist
Suatu proses untuk membuat benang filamen menjadi bulky dan kenyal. Caranya dengan memberi twist dengan spindle yang berputar dan diheat set kemudian twistnya dibuka kembali.

Fastness
Ketahanan luntur zat warna terhadap pengaruh fisika maupun kimia yang diterapkan kepadanya. Contoh : Fastness to rubbing yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap gosokan, Fastness to washing yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian, Fastness to Chlorine yaitu ketahanan luntur zat warna terhadap pengerjaan dalam larutan yang mengandung klor.

Fiber
Disebut juga Serat, yaitu bahan utama untuk pembuatan benang untuk dijadikan kain. Juga diartikan sebagai suatu benda yang memiliki karakteristik panjangnya paling tidak 100 kali dari diameter atau lebarnya, permukaannya memungkinkan terjadinya kohesi diantaranya sehingga dapat dibuat benang.

Fiksasi
Pengikatan zat warna oleh serat dengan ikatan van der Waals, ikatan hidrogen, ikatan ionik atau ikatan kovalen sehingga hasil pencelupan atau pencapan memiliki ketahanan luntur. Lihat Ikatan v.d. Waals (non polar) , Hidrogen, Kovalen dan Ionik

Filamen
Serat yang sangat panjang (dapat sampai tidak terhingga panjangnya). Contoh : Pada umumnya serat buatan (poliester, poliamida, poliakrilik, polietilena dsb.) berupa filamen yang dapat dibuat menjadi bentuk stapel. Sutera adalah satu – satunya serat alam yang berbentuk filamen. Lihat Serat (fiber) dan Stapel.

Finishing
Disebut juga Penyempurnaan, yaitu proses pengolahan tekstil setelah proses persiapan penyempurnaan, pencelupan maupun pencapan, secara fisika dan atau secara kimia untuk meningkatkan mutu tekstil tersebut. Misalnya menjadi memiliki sifat tahan kusut, tahan air dsb.

Flock printing
Suatu proses pencapan dimana pada desain ditanamkan bulu. Teknologi pencapan ini memanfaatkan sifat elektrostatik dari bulu tersebut. Sebagai bulu pada umumnya digunakan serat sintetik, karena memiliki sifat elektrostatik yang tinggi.

Gray (grey)
Istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan kain tenun atau rajut yang belum mengalami proses persiapan penyempurnaan (pre treatment).

Grid bars
Batang-batang yang terletak secara teratur di bawah unit Blowing atau mesin Carding, yang dapat diatur posisinya, sehingga antar batang dapat tertutup atau terbuka selebar yang diinginkan.

Heat contact
Salah satu cara fiksasi pada pencelupan dengan zat warna reaktif dengan menggunakan kontak langsung kain dengan silinder pemanas

Heat setting
Suatu proses pemantapan terhadap kain (pada umumnya) yang terbuat dari serat termoplastik menggunakan panas dengan tujuan untuk mestabilkan dimensi. Prosesnya dilakukan dengan pemanasan pada temperatur tinggi sambil dikontrol dimensinya menggunakan stenter, lalu didinginkan dengan segera. Polimer dari serat sintetik yang baru dihasilkan melalui proses pemintalan, distribusi molekulnya belum terorientasi sempurna sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan pakaian. Untuk itu diperlukan penarikan sehingga molekul tersebut terorientasi sempurna yaitu sejajar satu terhadap lainnya dan kompak. Dengan heat setting kondisi tersebut dapat dicapai. Lihat pre, intermediate dan post setting.

HT/HP
Hight Temperature High Pressure, yaitu metoda pencelupan menggunakan temperatur dan tekanan tinggi ( temperatur di atas 100 oC dan tekanan di atas 1 atmosfer )

Impregnasi
Proses perendaman sekaligus penyerapan larutan celup dilanjutkan dengan pemerasan menggunakan padder. Lihat Padder/padding

Indigo
Zat warna alam berwarna biru yang diperoleh dari tumbuhan indigofera tinctoria dan indigofera.

Intermediate setting
Heat setting yang dilakukan terhadap kain yang telah mengalami proses persiapan penyempurnaan (singeing, desizing, scouring dan bleaching)

Jet dyeing machine
Mesin celup kain dalam bentuk rope sebagai perbaikan cara pencelupan menggunakan winch. Mesin ini bekerja pada temperatur dan tekanan tinggi. Larutan celup disirkulasi dengan pompa paling tidak 4 – 5 kali dalam satu menit melalui suatu “nozzle” sehingga kain yang kedua ujungnya disambungkan terdorong (jet) dan berputar. Dengan menggunakan mesin ini dapat diperoleh keuntungan antara lain kain terhindar dari kusut (terlipat), tanpa mengalami tegangan dan dapat memperoleh warna tua.

Jigger
Mesin celup kain dalam bentuk open width. Mesin ini memiliki dua rol penggulung. Kain dari pnggulung yang satu berpindah ke penggulung yang lain melalui larutan celup dalam bak. Selama proses kain dalam keadaan ditegangkan dan setelah gulungan kain terpindahkan semuanya, mesin akan berbalik arah sehingga terjadi penggulungan ke arah sebaliknya. Perpindahan kain sampai selesai dari dan ke satu penggulung disebut passage. Pencelupan dengan jigger biasanya dilakukan sebanyak enam passages atau memakan waktu +45 - 60 menit.

Kapas
Serat alam dengan komponen utama selulosa yang merupakan polimerâ glukosa dengan derajat polimerisasi (DP) 10.000 dan Berat Molekul 1.580.00. Kapas sudah dikenal sejak 5.000 SM yang dihasilkan dari rambut biji tanaman jenis Gossypium Hirsutum (yang berhasil dikembangkan).

Kiering
Suatu proses pemasakan kain kapas menggunakan bejana bertekanan sehingga biji kapas atau kotoran yang terbawa dalam serat dapat dihilangkan dengan baik.

Lap Former
Salah satu mesin Pre-Combing (persiapan untuk proses Combing) yang berfungsi mengubah rangkapan sliver menjadi lap.


Liquor ratio
Disingkat L.R, seringkali disebut juga Vlot, yaitu perbandingan banyaknya larutan (liter) yang harus digunakan dalam suatu proses perendaman (exhaust) dengan berat bahan (kg) yang harus diproses. Bila bahan yang dikerjakan beratnya 25 kg sedang LR yang digunakan 20 : 1, maka larutan yang diperlukan adalah 20 x 25 = 500 liter. Pada zat warna yang dapat larut, penggunaan LR yang lebih rendah dapat meningkatkan ketuaan warna dan sebaliknya, akan tetapi perlu diperhatikan LR yang terlalu kecil dapat menyebabkan ketidakrataan hasil pencelupan. Besar kecilnya LR tergantung kepada jenis mesin yang digunakan dalam proses. Mesin jigger dengan LR 5 :1 s/d 4 : 1, winch dengan LR 15 : 1 s/d 10 : 1, jet dyeing dengan LR 10 : 1 s/d 8 : 1, package atau cone dyeing 10 : 1 s/d 8 : 1

Melt Spinning
System Sistem pembuatan serat dengan cara melelehkan bahan baku (chip), misalnya pembuatan poliester dan nilon.

Mercerizing
Suatu proses persiapan penyempurnaan tekstil (pada umumnya kain kapas) dengan menggunakan alkali kuat dan pekat (soda kostik) sehingga daya serap, kekuatan dan lusternya meningkat. Lihat luster.

One bath one stage
Cara pencelupan kain/benang campuran dengan cara mencelup kain/benang campuran tersebut dalam larutan tunggal yang mengandung dua jenis zat warna. Fiksasi kedua jenis zat warna pada masing – masing serat dilakukan secara bersamaan pada kondisi yang sama Contohnya pada pencelupan kain poliester kapas dengan zat warna dispersi reaktif

One bath two stage
Hampir sama dengan one bath one stage, hanya saja fiksasi zat warna pada masing – masing serat dilakukan bergantian. Kalau pada kain poliester kapas, biasanya fiksasi zat warna pada serat poliester dilakukan lebih dahulu baru fiksasi zat warna pada kapas

Open-end
Nama mesin terakhir dalam rangkaian proses pemintalan benang open-end (open-end spun yarn), berfungsi memproses sliver drawing menjadi benang melalui proses peregangan secara mekanik dan pneumatik, pemberian antihan, dan penggulungan benang.

Open width
Bentuk kain dalam keadaan terbuka lebar, bukan untaian (rope). Pengerjaan dengan mesin jigger, beam dan padding diperuntukkan bagi kain dalam keadaan open width (bukan rope). Lihat Rope.

Padder
Jenis mesin untuk impregnasi larutan, terdiri dari sebuah bak larutan yang dibagian atasnya terdapat 2 atau lebih bowls. Kain dalam bentuk open width melewati larutan kemudian diperas diantara dua bowls tersebut sehingga membawa larutan sebesar wet pick up yang dipasang. Lihat Bowls dan Wet Pick Up

Padding
Proses dimana kain dalam bentuk terbuka lebar (open width) secara berkesinambungan (kontinyu) melewati suatu bak yang berisi larutan proses kemudian dilanjutkan dengan pemerasan diantara dua rol pemeras yang berada di atas bak larutan tersebut.

Pad alkali shock
Proses pencelupan kontinyu pada kain dengan urutan proses mula – mula kain dipadding dalam larutan zat warna, kemudian
dikeringkan. Selanjutnya kain dilewatkan dalam larutan alkali kuat (soda kostik pH 11-12) pada temperatur 80 oC selama 10 detik untuk fiksasi zat warna. Setelah itu kain dicuci, disabun dan dibilas serta dikeringkan dengan cylinder dryer.

Pad baking
Proses pencelupan kontinyu pada kain dengan urutan proses mula – mula kain dipadding dengan larutan celup dan zat pembantu lalu dikeringkan. Selanjutnya difiksasi dengan cara pemanggangan menggunakan udara panas pada temperatur tertentu ( 150 – 170 oC selama 5 – 3 menit) kemudian dicuci, disabun dan dibilas dan terakhir dikeringkan menggunakan cylinder dryer

Pad batch
Proses pencelupan semi kontinyu pada kain dalam bentuk open width dengan urutan proses mula – mula kain dipadding dalam larutan celup (dengan zat pembantunya) kemudian digulung (rolling) dengan panjang tertentu, lalu dipotong. Gulungnan kain selanjutnya diperam (batching) selama waktu tertentu dan setelah selesai lalu dicuci, disabun, dibilas dan selanjutnya dikeringkan dengan cylinder dryer. Selama pemeraman kain dibungkus agar tidak terjadi dehidrasi dan gulungan diputar perlahan – lahan agar larutan celup tidak bermigrasi dan berkumpul di bagian bawah gulungan. Proses ini biasa digunakan pada pencelupan kain dengan zat warna reaktif

Pad Jig
Proses pencelupan semi kontinyu pada kain menggunakan zat warna bejana (vat). Mula – mula kain dipadding dengan larutan zat warna dan digulung sebesar kapasitas jigger ( sepanjang 1000 meter setara 150 kg) lalu di[potong. Kain dipindahkan ke jigger untuk difiksasi dengan larutan fiksasi dengan cara pencelupan exhaust. Untuk menjaga agar zat warna yang menempel pada kain tidak bermigrasi ke dalam larutan fiksasi, maka ke dalam larutan fiksasi perlu ditambahkan larutan zat warna yang jumlahnya dapat diperhitungkan dengan perumusan sbb :
Gram/liter x (WPU)2 Ml/liter =_____________
10.000 Ml/liter = jumlah mililiter larutan zat warna yang perlu ditambahkan pada setiap liter larutan celup exhaust
Gram/liter = konsentrasi zat warna pada proses padding
WPU = wet pick up pada proses padding

Pad steam
Proses pencelupan kontinyu pada kain menggunakan zat warna bejana (vat) atau zat warna reaktif. Mula – mula kain dipadding dengan larutan zat warna kemudian dikeringkan. Setelah itu kain dipadding dengan larutan zat pembantu fiksasi, kemudian difiksasi dengan cara diuap (steam) pada temperatur 102 oC selama 4 – 5 menit. Selanjutkan kain dicuci, disabun, dibilas dan dikeringkan menggunakan cylinder dryer

Pilling
Kondisi pada permukaan kain karena adanya “pills” yaitu gintilan serat yang mengelompok dipermukaan Serat sehingga kenampakan kain kurang baik. Pills ini semakin banyak manakala kekuatan serat semakin tinggi.

Plain weave
Disebut juga Anyaman Polos, yaitu salah satu jenis anyaman dari tiga anyaman dasar dan merupakan anyaman yang paling sederhana. Masing – masing benang lusi dan pakan saling bersilangan. Dua anyaman dasar lainnya adalah Satin dan Twill. Lihat Satin dan Twill

Post setting
Heat setting yang dilakukan terhadap kain yang telah mengalami proses persiapan penyempurnaan (singeing, desizing, scouring bleaching) dan proses pencelupan atau proses pencapan. Zat warna yang digunakan pada pencelupan harus memiliki ketahanan sublimasi yang tinggi agar tidak rusak pada waktu di heat set.
Pre-Combing
Proses persiapan bahan (sliver) untuk diproses di mesin Combing. Mesin-mesin pre-combing adalah Super Lap atau Lap Former dan Ribbon Lap.

Pre setting
Heat setting yang dilakukan terhadap kain gray (mentah), jadi sebelum kain tersebut mengalami proses persiapan penyempurnaan (singeing, desizing, scouring dan bleaching) maupun proses pencelupan dan atau pencapan. Kain yang di heat set dengan cara ini apabila terdapat kotoran pada kain akan terfiksasi sehingga sulit dihilangkan

Pre treatment
Disebut juga Proses Persiapan Penyempurnaan, yaitu proses – proses sebelum kain atau benang dicelup, dicap ataupun difinish dapat berupa pembakaran bulu (singeing), penghilangan kanji (desizing), pemasakan (scouring), pemerseran (mercerising), pemantapan panas (heat setting) maupun pengelantangan (bleaching).

Reduction clearing
Disingkat RC, yaiu proses pengerjaan setelah pencelupan atau pencapan poliester dengan zat warna dispersi, menggunakan Natrium hidrosullfit dan Soda kostik untuk menghilangkan zat warna yang hanya menempel pada permukaan sehingga dapat meningkatkan sifat tahan luntur terhadap gosokan (fastness to rubbing)

Reeling
Suatu proses penguraian sutera mentah dari kokon yang direndam dalam air panas. Biasanya beberapa lembar filamen dari beberapa kokon datarik dan direkat bersama menggunakan perekat tanpa dipilin

Resist printing
Disebut juga Pencapan Rintang, yaitu suatu proses pencapan dimana setelah pasta cap dicapkan pada kain dilanjutkan dengan pencelupan. Dengan menggunakan zat anti fiksasi (pada pasta cap) terhadap zat warna yang digunakan untuk pencelupan, maka akan diperoleh warna desain dan warna celupan (sebagai dasar kain) yang berbeda (coloured resist). Jika pasta cap tidak diberi zat warna maka akan diperoleh desain berwarna putih (white resisit). Proses ini merupakan kebalikan dari dicharge printing. Teknologi Resist Printing banyak dilakukan pada industri batik dengan peresistnya berupa malam sehingga pada pencelupannya, pada bagian kain yang telah dicap dengan malam tersebut tidak memungkinkan zat warna yang digunakan pada pencelupan berpenetrasi dan berdifusi apalagi terfiksasi.

Ribbon Lap
Salah satu mesin pre-combing yang berfungsi untuk memperbaiki kerataan lap hasil mesin Lap Former.

Ring Spinning
Rangkaian terakhit dari proses pemintalan untuk membuatn benang ring (ring spun yarn), berfungsi memproses roving menjadi benang dengan proses peregangan, pemberian antihan, dan penggulungan benang.

Rope
Bentuk kain dalam keadaan untaian, bukan terbuka lebar (open width). Pengerjaan dengan mesin winch, jet dan kier diperuntukkan bagi kain dalam keadaan rope (untaian). Lihat Open width

Roving
Salah satu mesin dalam rangkaian proses pemintalan yang berfungsi memproses sliver drawing menjadi roving melalui proses peregangan, pemberian antihan, dan penggulungan.

Sanforising
Disebut juga Anti Shrink, anti mengkeret, yaitu suatu proses penyempurnaan terhadap kain (kapas) agar menjadi tidak mengkeret lagi. Proses anti mengkeret dapat dilakukan secara kimia dan secara mekanik. Dalam hal proses anti mengkeret secara mekanik, telah diciptakan mesin Sanfor oleh Monsfort. Kain yang telah diproses anti mengkeret dengan mesin sanfor diberi label “Sanforised”

Scouring
Suatu proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa (impurities) dan kotoran luar .Zat yang dapat digunakan dapat alkali, asam, sabun atau deterjen. Proses ini dilakukan sesudah desizing sebelum bleaching, tetapi dapat juga simultan dengan desizing dan bleaching. Untuk kain pada umumnya dilakukan sesudah singeing.

Shuttle
Disebut juga teropong, yaitu peralatan pada mesin tenun berbentuk seperti perahu untuk membawa benang pakan yang disuapkan pada mulut lusi.

Shuttleless
Disebut juga shuttleless loom yaitu jenis mesin tenun yang penyuapan benang pakannya tidak menggunakan teropong (shuttle), misalnya dengan rapier, water jet, air jet,

Shuttle loom
Jenis mesin tenun yang penyuapan benang pakannya menggunakan teropong (shuttle). Walapun mesin jenis ini masih banyak digunakan akan tetapi keberadaannya sudah mulai terdesak oleh penggunaan shuttleless loom.

Simplex
Salah satu jenis mesin roving. Lihat pada entry “Roving”

Singeing
Suatu proses persiapan penyempurnaan tekstil berupa pembakaran bulu pada permukaan kain. Bulu ini timbul sebagai akibat proses pertenunan dan atau karena seratnya sendiri memiliki tendensi menimbulkan bulu kalau digesek. Pada waktu pencelupan, bulu ini akan lebih menyerap zat warna daripada kainnya sehingga warna pada permukaan kain menjadi tidak merata.

Slashing
Disebut juga Warp Sizing, yaitu suatu proses penganjian benang lusi dalam bentuk beam agar memiliki katahanan terhadap gesekan pada waktu ditenun sehingga tidak mudah putus. Lihat Warping (Sectional warping)

Sliver
Kumpulan jajaran serat yang tidak terputus, belum diberi twist, berbentuk seperti silinder untuk diolah lebih lanjut menjadi benang melalui beberapa tahapan proses, hasil dari proses Carding disebut sliver carding, hasil proses drawing disebut sliver drawing.

Spinning
Disebut juga proses pemintalan, yaitu suatu proses pembuatan benang dari serat dengan cara membuka gumpalan serat dan membersihkan, mengecilkan gumpalan serat, menyejajarkan serat- serat dalam gumpalan kecil serat, kemudian memberi antihan/ pilinan sehingga terjadi kohesi diantara serat-serat tersebut dan terbentuklah benang yang kontinyu (panjang).

Sequestering agent
Zat yang memilki kmampuan mengikat ion logam dalam air sehingga membentuk garam kompleks. Zat ini bisa digunakan untuk menurunkan kesadahan metode kompleksometri

Stapel
Serat berukuran tidak terlalu panjang (hanya beberapa inci). Contoh : Hampir semua serat alam seperti wool, kapas dsb. Berbentuk staple kecuali sutera berbentuk filamen

Stapel length
Seringkali disebut juga Stapel, yaitu peristilahan dalam menyatakan panjang serat yang diperoleh dari pengukuran dengan tangan

Stenter
Suatu mesin yang digunakan untuk memproses kain dengan cara membentangkan kain ke arah lebar dengan peregangan dan bergerak maju menggunakan rantai berjalan yang sekaligus memegang pinggir kain tersebut. Mesin ini dipakai untuk proses heat setting, stentering dan finishing. Lihat Heat setting, Stentering dan Finishing


Stentering
Suatu proses pada kain menggunakan mesin stenter untuk tujuan merapihkan kain sehingga pinggirnya rata, kedudukan benang lusi dan benang pakan saling tegak lurus dan sekaligus mengatur lebarnya. Hasil kain dari stentering biasanya dipersiapkan untuk di cap atau dicelup dalam bentuk open width.

Surfactant
Disebut juga Surface active agent yaitu suatu zat yang mengandung gugus hidrofil dan hidrofob yang dapat menurunkan tegangan antar muka dua zat.. Surfaktan memilki beberapa fungsi seperti membasahi (wetting effect), berpenetrasi (penetrating effect), mengemulsikan (emulsifying effect), mendispersikan (dispersing effect), menghasilkan busa (foaming effect) dan mencuci (detergency effect).

Texturizing
Suatu proses untuk memberikan permukaan keriting pada benang yang terbuat dari serat sintetik sehingga pegangannya menjadi lebih gembung dan lembut. Berbeda dengan serat alam, serat sintetik pada umumnya memiliki permukaan yang halus, licin dan tidak ada tekukan, sehingga kain yang terbuat dari serat sintetik kasar dan kaku pegangannya. Untuk memperbaikinya antara lain dilakukan pengeritingan (texturizing). Benang yang dihasilkan dari proses ini dikenal sebagai Texturized yarn dan banyak dipakai untuk pembuatan kain yang tipis dan halus.

Themosetting
Suatu sifat yang selalu berubah dengan penerapan panas. Serat alam pada umumnya bersifat thermosetting

Thermosol
Sistem pencelupan kontinyu pada kain poliester dengan zat warna dispersi, dimana fiksasi zat warna dilakukan dengan menggunakan panas (thermo) yaitu pada temperatur tinggi (200 oC).selama 40-60 detik. Pada proses fiksasi ini poliester melunak dan berlaku sebagai pelarut dan zat warna yang telah direkatkan pada permukaan kain melalui proses padding akan terperangkap (larut) dalam serat sehingga terfiksasi. Oleh karena itu proses fiksasi ini juga sering disebut “Solid Solution” zat padat (dalam hal ini zat warna) larut dalam zat padat (dalam hal ini serat poliester). Urutan prosesnya adalah sebagai berikut : Mula mula kain dipadding dalam larutan zat warna dan zat pembantunya, kemudian dikeringkan awal dengan infra red, lalu dikeringkan dengan hotflue. Selanjutkan kain difiksasi dengan cara pemanasan pada temperatur sekitar 200 OC selama 40 – 60 detik, dicuci, disabun dan dibilas serta dikeringkan menggunakan cylinder dryer.

Twill weave
Disebut juga anyaman Keper, merupakan salah satu dari tiga anyaman dasar. Benang lusi dan pakan saling bersilang dengan membentuk efek lusi bergaris miring dengan arah ke kanan (Twill kanan) atau dengan arah ke kiri (Twill kiri)

Twist
Disebut juga Antihan. Benang staple terdiri dari serat serat, agar kohesi antar serat lebih baik sehingga dapat membentuk benang maka diberikan antihan. Arah antihan dapat ke kiri (S Twist) atau ke kanan (Z Twist)


Twisting
Suatu proses penggabungan dua helai benang atau lebih dengan diberi pilinan sehingga terbentuk benang rangkap.

Two bath two Stage
Cara pencelupan pada benang/kain campuran dimana benang/kain dicelup dengan salah satu zat warna kemudian difksasi dan dilanjutkan pencelupan dengan zat warna lainnya diikuti dengan fiksasinya

Wale
Deretan jeratan ke arah panjang kain rajut. Wale dibentuk oleh satu jarum

Warp
Disebut juga lusi, yaitu deretan benang sejajar pinggir kain dan tegak lurus pada benang pakan.

Warping (Sectional warping)
Disebut juga Menghani, yaitu suatu proses persiapan pertenunan dengan menyusun benang – benang lusi sejajar satu dengan lainnya. Jumlah benang yang disejajarkan tergantung kepada tetal lusi dan lebar kain. Hasil warping berupa gulungan benang lusi pada beam yang siap untuk diproses lebih lanjut, misalnya dicucuk pada mata gun dan sisir tenun

Warp knit
Disebut juga Rajut Lusi

Water jet loom
Disingkat WJL, adalah jenis mesin tanpa teropong (shuttleless), dimana penyuapan benang pakan tidak menggunakan teropong tetapi dengan menggunakan dorongan (jet) air.

Weaving
Disebut juga proses Pertenunan, yaitu suatu proses pembuatan kain dengan menyilangkan dua jajaran benang yang saling tegak lurus, yaitu benang lusi (warp) dan benang pakan. (weft). Lihat warp dan weft.

Wet pick up
Disingkat WPU, yaitu banyaknya larutan (liter) yang dapat dibawa oleh satu kilogram kain setelah kain tersebut mengalami proses padding. Besar kecilnya WPU tergantung kepada jenis serat. Kain yang terbuat dari serat hidrofil sebaiknya dipadding dengan WPU tinggi, sedang kain yang terbuat dari serat hidrofob sebaiknya dipadding dengan WPU kecil. Contoh : WPU kain yang terbuat dari poliester 50 %, kapas 80 %, rayon 100 %, polyester/kapas 65/35, 65-70% wool 100%

Wet Spinning System
Sistem pembuatan serat dengan cara melarutkan bahan bakunya dan proses koagulasi (pemadatan serat) dilakukan pada larutan koagulan yang mengikat zat pelarut, misalnya pembuatan selulosa (rayon, viscose rayon, polynosic).


Winch
Mesin untuk memproses kain dalam bentuk rope dengan tanpa tegangan. Alat ini terdiri dari bejana berbentuk trapesium dan kincir penarik berbentuk oval. Kedua ujung kain disambungkan dan kain diputar dalam bejana karena gerakan kincir penarik.