Tuesday, 22 October 2013

PERTENUNAN

3 komentar


Maksud & Tujuan
 Maksud  : Untuk mengetahui dan memahami mekanisme proses serta                                                                   cara kerja dari mesin-mesin tenun mulai dari persiapan                                                                           pertenunan sampai proses pertenunan.
 Tujuan    :  - Memahami & mengamati bentuk mesin-mesin tenun.
                         - Mengetahui fungsi dari masing-masing mesin .
      - Mengetahui proses pembuatan kain tenun dengan ATM maupun ATBM
      - Membedakan cara kerja antara ATM dan ATBM.
      - Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari mesin ATM dan ATBM

           
      Proses persiapan pertenunan bertujuan untuk memperbaiki sejauh mungkin kualitas benang sehingga dalam proses selanjutnya tidak mengalami banyak kesulitan,kemacetan atau banyak menimbulkan noda-noda karena rusak.Selain itu,membuat gulungan yang sesuai dengan proses selanjutnya,baik dalam bentuk maupun volumenya.Sebelum masuk ke persiapan pertenunan dan proses perenunan,beberapa hal yang harus diketahui yaitu :
*       Pengetahuan nomor benang
*       Teknik menyambung benang


Pengetahuan nomor benang
Penomoran benang adalah perbandingan panjang dan berat benang.
Penomoran benang dilakukan untuk menyatakan kehalusan dari sehelai benang, kita dapat mengukur diameternya sepewrti kawat, hal ini disebabkan karena bentuk penampang yang tidak menentu, serta ketidak rataan diameter benang. Oleh karena  itu kehalusan benang dinyatakan dengan perantaraan suatu perbandingan antara panjang dan beratnya.

Nomor benang = Panjang (P)  
                    Berat (B)


Sistem penomoran benang terbagi menjadi 2 yaitu :
      1.Sistem penomoran langsung/panjang tetap(direct system)
Yaitu semakin besar/kasar benangnya maka makin besar juga nomornya dan makin kecil atau halus benangnya maka semakin kecil nomornya
                  Rumus untuk menghitung no benang :

N =   U x B
        P

Ket : N = nomor benang
         U = panjang untaian standar
          B= berat benang
          P = panjang benang
Yang termasuk dalam sistem penomoran ini :Titer denier(Td), Dram,Grex,dll.   

      2.  Sistem penomoran tidak langsung/berat tetap (indirect system)
Yaitu semakin besar atau kasar benangnya maka akan semakin kecil   nomornya. Dan makin kecil atau halus benangnya maka makin tinggi nomornya.
         Rumus untuk menghitung no benang :

                   N  =       P/ U x B

 Ket : N = Nomor benang
              P = Panjang benang
              U = Panjang untaian standar
              B = Berat benang
     Yang termasuk sistem penomoran ini : Ne dan Nm

Teknik menyambung benang

Selain dari system penomoran benang, dalam persiapan pertenunan juga terdapat teknik penyambungan benang. Penyambungan   dapat dilakukan dengan  tangan  atau dapat  pula dengan alat penyambung. Penyambungan  dengan tangan dilakukan dengan  cara menyambungkan tiap  helai ujung benang satu per satu dari  mulai sisi  sebelah  kanan hingga semua  benang habis  tersambung. Bentuk simpul  yang  biasa  dipergunakan adalah  bentuk weaver knot atau  bentuk lilitan  dengan mempergunakan  minyak. Cara  yang  terakhir  ini biasa  dilakukan  pada  benang lusi  yang  halus.  Sedangkan  untuk  benang-benang yang  kasar  biasa  dilakukan  penyambungan. Cara lain penyambungan dapat pula  dilakukan dengan  mempergunakan dengan  alat  weaver  knotter.  Cara ini penyambungan  akan  lebih  cepat serta  menghasilkan  sambungan yang  ujung-ujungnya relatif  lebih  rendah dan  sama  panjang. Pada  penyambungan  benang  hendaknya diusahakan ujung-ujungnya  agar sependek  mungkin sehingga  mempermudah  proses jalannya  benang  pada  waktu  penarikan  melewati  dropper, mata gun dan  sisir tenun. Penarikan  hendaknya  dilakukan dengan  hati-hati  agar  supaya lilitan  atau  sambungan tidak  terlepas  kembali.. Proses  penarikan  dianggap  cukup jika  simpul-simpul  sambungan  semuanya  telah  melewati penjepit  kain.(ring staple).
Sistem penyambungan dilihat dari prosesnya terbagi 3 macam yaitu :
1.  Sistempenyambungan benang dengan tangan
a.  Sambungan berbutir (spot knotted)
       Biasanya sambungan ini diterapkan pada benang filamen. Kelemahan sambungan ini adalah mudah lepas kembali pada saat ditarik, karena ujung sambungan kurang panjang, atau benang yang licin, atau dalam penyambungan benang dengan nomer yang berbeda.
b.  Sambungan pilinan
      Sifatnya hanya sementara saja, digunakan pada mesin tenun yang memakai 2 boom / jacquard berfungsi untuk melewatkan lusi dari beam ke sisir tenun (reed).

c.  Sambungan mati
     Sambungan ini hanya digunakan untuk menyambung benang dengan nomer yang sama, khususnya untuk benang filamen. Sambungan ini tidaklah stabil sehingga mudah menimbulkan gaya torsi pada saat-saat ada tegangan yang akan mengganggu dalam proses pertenunan. 

a.  Sambungan tenun (weave knot)
Jenis sambungan ini adalah jenis sambungan yang sering digunakan pada proses pertenunan. Ada beberapa jenis sambungan tenun yang disesuaikan dengan sifat dan bahan dari benang tersebut. Jenis sambungan tersebut adalah: 

                  1. Sambungan tenun untuk benang filamen.
                  2. Sambungan tenun untuk benang wool.
                  3. Sambungan tenun untuk benang staple.
1.  Sistem penyambungan benang dengan alat (knotter)


2.  Sistem penyambungan benang dengan mesin (tying machine)
Yaitu dilakukan pada saat proses penggantian beam lusi yang kosong dan dalam posisi benang putus, dengan catatan kontruksi kain sama , jumlah lusi sama, lebarnya sama, dan tetal lusinya sama (tying head)

Dalam proses pertenunan juga diperlukan benang lusi dan benang pakan dalam berbagai bentuk.
Macam-macam dari bentuk gulungan benang :
-       Cop
-       Cone
-       Cheese
-       Streng
-       Bobin cakra
-       Palet

Dalam proses pertenunan terdapat 2 proses yaitu :
1. Proses persiapan pertenunan (pre-weaving)
2. Proses pertenunan ( weaving )

Proses persiapan pertenunan :
Benang lusi
Benang pakan
1. Penyetrengan
1. Penyetrengan
2. Pengelosan
2. Pengelosan
3. Penggintiran
3. Pemaletan
4. Penghanian

5. Pencucukan

6. Penyambungan



Sumber : http://www.slideshare.net/AngGaBae/savedfiles?s_title=pertenunan&user_login=septianraha
                             

Tuesday, 8 October 2013

PROSES PEMBUATAN BENANG

8 komentar
SISTEM MANUFAKTUR BENANG




Pendahuluan
Konsumsi serat pendek dunia sangat masih besar data th 2009 – 2010 meningkat 4,2% hingga 70.500.000 ton,untuk serat alam 26,4 juta ton (serat kapasnya sekitar 22,3 juta ton) ,serat buatan 44.100.000 ton.Karena alasan hal tersebut teknologi pemintalan serat pendek/staple fiber masih sangat penting dalam dunia produksi tekstil.Kuliah ini bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam penguasaan teknologi proses ( konversi bahan baku sampai menjadi produk setengah jadi ataupun jadi) ,pembentukan karakter produk,perancangan produk dan unit spinning,Serat tidak dapat digunakan untuk membuat tekstil dalam bentuk mentah. Untuk tujuan ini, serat harus dikonversi menjadi benang. Proses yang digunakan untuk pembentukan benang dengan memintal dengan manual adalah proses yang lambat dan melelahkan. Banyak sistim dan metode yang diciptakan untuk membuatnya lebih cepat dan efisien. Metode yang dipilih tergantung pada faktor-faktor seperti / The method used is depended upon factors such as:

Manufacturers preference of equipment (pemilihan alat dan kelengkapan proses)
  • ·         Economic implications
  • ·         Fibres to be used
  • ·         Desired properties of the yarn ( nilai dan karakter)

The value and character of yarn are determined by
  • ·         Kind and quality of fibre
  • ·         Amount of processing necessary to produce fineness (jumlah tahapan proses utk menghasilkan bng yang halus)
  • ·         Amount of twist which increases strength in the final yarn

Metode Staple spinning Processes:
  • ·         Conventional ring spinning
  • ·         Open end spinning or rotor spinning
  • ·         Friction spinning
  • ·        Self twist spinning
  • ·         Electrostatic spinning
  • ·         Vortex spinning
  • ·         Air-jet spinning
  • ·         Twist less spinning (Tw)


Proses dasar manufaktur pemintalan serat staple ,Serat mentah tiba di sebuah pabrik pemintalan sebagai massa terkompresi (ball) yang melalui proses pencampuran/blending atau mexing, pembukaan (opening) dan pembersihan/cleaning. Pencampuran dilakukan untuk memperoleh keseragaman kualitas serat. Membuka dilakukan untuk mengurai serat dari gumpalan-gumpalan
akibat proses pengepakan/kemasan (ball). Pembersihan diperlukan untuk memisahkan kotoran kotoran seperti , daun, dan setiap biji ,sisa-sisa kotoran bekas kemasan ( plastic,tali ravia,kertas,logam dll). Blowing adalah mesin proses untuk melakukan pembukaan ( opening) yaitu membuka serat-serat dari gumpalan serat menjadi serat yang relative terurai satu denga yang lain ,proses ini dibarengi dengan proses pembersihan (cleaning) Sekarang serat disebut 'Lap' .Selanjutnya ke mesin Carding adalah proses meluruskan awal yang menempatkan serat menjadi paralel memanjang sejajar satu dengan yang lainnya . Hal ini membuat massa serat yang relatif masih kusut teruraikan dan cetakan menjadi tali bulat seperti massa disebut 'Sliver'.



Selanjutnya mengalami perangkapan 8 s/d 12 sliver di proses mesin drawing dan bahan mengalami peregangan sehingga bahan akan diluruskan kembali ,sedangkan maksud perangkapan sliver untuk memperbaiki kerataan panjang serat . Output mesin ini dapat berbentuk sliver lagi untuk input mesin Drawing II ( untuk benang cardet) ataupun dalam bentuk web yang tergulung dalam bom yang akan menjadi input pada mesin combing (untuk benang combet), Proses menyisir serat kembali untuk memisahkan serat panjang dari serat-serat pendek sehingga kualitas lebih baik karena benang stapel lebih kuat, kain halus dan lebih bersih.Output mesin ini berbentuk sliver.Proses selanjutnya sliver akan diproses pada mesin Flyer dan akhirnya diselesaikan di mesin Ring spinning,tujuan proses pada ke dua mesin ini sama yaitu melakukan
penarikan/drafting,antihan/twisting dan penggulungan/winding.

Staple yarn formation involves multiple steps and can include :
  • ·         Fiber cleaning and opening (as needed for natural fibers);
  • ·         Fiber blending (to assure uniform mixing in natural fibers or in fiber blends);
  • ·         Carding (untuk mensejajarkan serat, membuka dan mebersihkan serat);
  • ·         Combing (if highly aligned fibers are desired);
  • ·         Drawing and spinning (to reduced the denier of the yarn, to provide twist and to give cohesion to the yarn); and
  • ·         Doubling or plying and twisting of the yarns (as needed to provide greater uniformity).
  • ·         Amount of twist which increases strength in the final yarn



Wednesday, 18 September 2013

KEUTAMAAN ILMU

3 komentar
KEUTAMAAN ILMU, BELAJAR ILMU dan MENGAJARKAN ILMU


 Alhamdulillah minggu ini ada beberapa pelajaran agama yang bisa saya share di blog ini.  Kebetulan malam senin kemaren saya ngaji bandongan "belajar" Kitab al-Targhib wa al-Tarhib yang dikarang oleh al-Hafiz al-Munziri. Guru pengampunya ialah ustadz putut dari desa Tegalsari, Ngemplak, Sleman. Ngaji bandongan kali ini merupakan yang pertama kalinya. Jadi sebelum memulai membahas isi/ kandungan hadis yang ada dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib diawali terlebih dahulu dengan perkenalan.
Antara santri dan sang ustadz. Hal ini walaupun di lihat sepele dan kecil tapi memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap kelancaran proses belajar-mengajar. Karena akan lebih mudah menyerap ilmu yang diajarkan oleh orang yang telah kita kenal dan kita percayai. Bukan kah tujuan berkenalan untuk saling mengakrabkan diri dan menjadi kenal satu sama lain. Hehe
Karena pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta, kalo udah tak cinta maka gimana ilmu yang diajarkan mua masuk dan meresap ke hati??
Baiklah, hadis pertama yang terdengar dari mulut ustadz Putut saat mulai mebaca kitab nya ialah hadis dari Bukhari dan Muslim Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia faham dalam agama.
Hadis ini menurut pandangan pribadi saya menerangkan bahwa seseorang yang di beri kemudahan dalam mempelajari ilmu agama dan cepat faham serta pandai agamanya tentunya akan selalu mengamalkan ilmu yang dimilikinya. Sebab agama menganjurkan untuk mengamalkan setiap ilmu yang kita miliki agar menjadi sebaik-baik manusia yaitu manusia yang bermanfaat bagi sesama. Jika ia konsisten dalam mengamalkan ilmu agama maka ia akan selalu berada di jalan keridhoan Allah SWT. Dan tidak di pungkiri setiap orang yang mengamalkan ilmu agamnya pasti akan selalu mendapat predikat sosial yang baik di masyarakat.
Hadis selanjutnya yang saya pelajari dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib ialah Mencari ilmu adalah fardlu atas setiap muslim.” (H.R Ahmad). ILMU MANA? Ilmu yang dengannya dia bisa melakukan ibadah yang wajib ia kerjakan atau dengannya ia bisa melakukan mu’amalah yang harus dia kerjakan.
Lengkapnya seperti ini menurut Abu Ahmad Topan Setiadipura M.Si
Ketua Yayasan Islam Nurmadinah
l  Hukumnya Fardlu ‘ain, yaitu mempelajari ilmu yang dijelaskan diatas.
l  Hukumnya Fardlu kifayah, yaitu mempelajari ilmu yang dibutuhkan oleh manusia dalam urusan dunia dan agama.
l  Hukumnya Sunnah, yaitu mempelajari ilmu yang merupakan pendalaman dari ilmu diatas.
 Lalu dilanjutkan dengan hadis “barangsiapa yang meningggal saat menuntut ilmu, ketika dia bertemu dengan Allah, maka hanya derajat kenabian yang membedakannya dengan para Nabi.” Hadis ini menjelaskan bahwa manusia yang menuntut ilmu dan menemuia ajalnya saat ia menuntut ilmu maka di akhirat kelak jika ia bertemu dengan Allah SWT maka derajatnya akan sama dengan para Nabi kecuali yang membedakannya hanya derajat kenabian karena ia bukan seorang nabi.
Jadi seseorang tersebut memilki kedudukan yang sama seperti para Nabi di akhirat kelak. Betapa mulianya orang yang berilmu, menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu. Serta banyaknya penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang tersebut. Dan satu hal yang ingin saya sampaikan disini bahwa tanpa ilmu akan sia-sia belaka amal dan ibadah yang kita lakukan. Sebab “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
Bagaimana tidak setiap amal ibadah yang kita lakukan pastinya memilki aturan-aturan dan tata cara dalam melaksanakannya. Apabila seorang tersebut tidak berilmu bagaimana bisa ia melakukan amal ibadah itu sesuai dengan yang dianjurkan agama. Ingat ibadah tanpa ilmu = sia-sia dan ilmu tanpa amal = percuma. Sekian & Terimakasih atas kunjungannya      


Saturday, 18 May 2013

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

24 komentar


PENGERTIAN SERAT



      SERAT adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali.
SERAT merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, SERAT memegang peranan penting, sebab :
- Sifat-sifat SERAT akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
- Sifat-sifat SERAT akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.

a)      Sejarah Perkembangan SERAT
       SERAT dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan SERAT sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas di India, SERAT flax pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan SERAT wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun SERAT flax, wol, sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan SERAT buatan hingga sekarang bermacam-macam jenis SERAT buatan diproduksi.

b)     Produksi SERAT
       Produksi SERAT alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap, tetapi persentase terhadap seluruh produksi SERAT tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi SERAT-SERAT buatan yang makin tinggi. Hal ini disebabkan karena :
- Tersedianya SERAT alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan iklim.
- Pada umumnya sifat-sifat SERAT buatan lebih baik daripada SERAT alam.
- Produksi SERAT buatan dapat diatur baik jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya.

        SERAT bisa dibagi menjadi dua kelompok , yakni :
•  SERAT alam  : dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral
•  SERAT buatan : dari polimer alam, polimer sintetik, dan lainnya.



1.    SERAT ALAMI
       SERAT alam menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu “SERAT yang langsung diperoleh di alam. Pada umumnya kain dari SERAT alam mempunyai sifat yang hampir sama yaitu kuat, padat, mudah kusut, dan tahan penyetrikaan”. SERAT alam digolongkan lagi menjadi :  
(1)   SERAT Tumbuh-tumbuhan (selulosa)
      SERAT tumbuh-tumbuhan memiliki dasar kimia selulosa yang berdasrkan pada asal tumbuhannya dapat berasal dari biji, daun, batang, dan, buah. 
(a) Biji
      SERAT yang berasal dari biji terdiri atas SERAT kapas dan kapok. Namun dalam pembuatan busana lebih banyak digunakan SERAT kapas (cotton). SERAT kapok digunakan sebagai bahan pengisi. Menurut perkiraan, kapas telah dikenal orang sejak 5.000 tahun sebelum Masehi. Sukar untuk dipastikan negeri mana yang pertama-tama menggunakan kapas, tetapi para ahli mengatakan bahwa India adalah Negara tertua yang pertama menggunakan kapas. Sifat SERAT kapas adalah memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan dapat dipertinggi dengan proses perendaman dalam larutan soda kostik. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya serap SERAT pada waktu pencelupan atau proses kimia lainnya. Kekuatan SERAT kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam SERAT, panjang rantai molekul dan orientasinya. Kekuatan SERAT kapas dalam keadaan basah lebih tinggi dibandingkan dalam keadaan kering. Oleh karena kapas sebagian besar tersusun dari selulosa SERAT kapas pada umumnya tahan terhadap penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian sehari-hari, kapas bersifat higroskopis atau menyerap air. Kapas memiliki ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali.
      Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Lebih jauh asam kuat akan melarut kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali pekat akan menyebabkan penggelembungan pada SERAT, seperti pada proses Merserisasi, yang menyebabkan SERAT menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada keadaan lembab, dan pada suhu hangat, kapas memiliki beberapa sifat istimewa, misalnya mudah dicuci, dan dalam pemakaianny nyaman saat dipakai, menyerap panas tubuh sehingga kapas lebih unggul dari SERAT-SERAT lain. 
      Salah satu kain yang berasal dari SERAT kapas, yaitu kain katun. Kain katun memiliki kelebihan dibanding dari bahan sintetis, katun lembut di tubuh, karena memiliki sirkulasi udara yang baik, menyerap panas tubuh sehingga terasa tetap sejuk, dan kering, karena mampu menyerap keringat, berdasarkan sifat tersebut kain katun ideal untuk dijadikan busana anak. Kelebihan katun yang lain adalah katun memiliki sifat hypoallergenic dan resisten terhadap tungau debu, sehingga cocok bagi penderita asma, atau yang berkulit sensitif. Katun mudah kusut, maka dari itu para pakar tekstil bereksperimen mencampur katun dengan bahan lain, yang disebut dengan nama cotton blend, katun dicampur dengan poliester, linen. Biasanya katun dicampur dengan 65 % SERAT sintesis, dan 35 % kapas. Kekurangan kain campuran ini yaitu SERAT kapas cepat menjadi rusak, sementara SERAT sintetisnya tidak. Ketahanan yang berbeda ini terbentuknya gumpalan benang bulat-bulat kecil yang muncul dipermukaan kain.
(2) SERAT Protein
      SERAT proteina dapat berbentuk staple atau filamen. SERAT protein berbentuk stapel berasal dari rambut hewan berupa domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. yang paling sering digunakan adalah wol dari bulu domba.
 
serat wol dari bulu domba



(a) SERAT wol
      Baju wol jika dipakai terasa hangat dan dapat digunakan untuk baju anak. dikatakan suatu bahan konduktor yang jelek, wol bersifat hidroskopis. Tetapi SERAT tersebut juga melepaskan uap air secara perlahan-lahan, sewaktu wol melepaskan uap uap air akan menimbulkan panas pada bahan tekstil . Wol tahan kusut dan bersifat dapat menahan lipatan, misalnya karena penyetrikaan. Wol dan SERAT-SERAT yang sejenis merupakan SERAT-SERAT alam yang dapat (felting) menggumpal, apabila dikerjakan dalam larutan sabun bersuhu panas.

(b) SERAT sutera
      SERAT sutera berbentuk filamen, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong. Sutra dapat digunakan untuk busana pesta anak, yang sering digunakan adalah sutra campuran dengan SERAT sintetis.

kain sutera

serat sutera










2.    SERAT BUATAN
        SERAT buatan menurut Jumaeri, (1979:35), yaitu “SERAT yang molekulnya disusun secara sengaja oleh manusia. Sifat-sifat umum dari SERAT buatan, yaitu kuat dan tahan gesekan”. 
(1)   Rayon
      Rayon merupakan SERAT buatan yang paling awal dibuat, memiliki faktor yang terpenting untuk keberhasilan pemasaran SERAT rayon adalah harga yang murah dan dapat dipergunakan untuk membuat kain yang bagus dengan warna menyerupai wol, sutera ataupun linen. SERAT rayon pertama kali dibuat untuk membuat kain pakaian jenis krep atau menyerupai linen. SERAT rayon ada bermacam-macam yaitu SERAT rayon viskos, SERAT rayon kupramonium, SERAT rayon modulus, SERAT rayon kekuatan tinggi, SERAT polinosic. Jenis SERAT rayon yang dapat digunakan sebagai kain untuk busana anak, yaitu SERAT rayon viskosa dan rayon kuproamonium.

serat rayon

(a) Rayon Viskosa
     Campuran rayon viskosa dan poliester banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Kain-kain yang halus digunakan untuk pakaian dan pakaian dalam. Rayon viskosa tahan terhadap penyetrikaan, tetapi oleh pemanasan yang lama warnanya akan berubah menjadi kuning. Sedangkan oleh penyinaran kekuatannya akan berkurang. Rayon viskosa cepat rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas, terutama dalam keadaan panas. Rayon viskosa tahan terhadap pelarut-pelarut, Sedangkan jamur akan menyebabkan kekuatannya berkurang serta berwarna lebih kusam.

(b) Rayon Kupramonium
      Rayon kupramonium adalah selulosa yang di generasi, maka sifatnya dalam banyak hal sama dengan rayon viskos. Perbedaan sifat-sifatnya antara rayon kupramonium sangat halus, lebih mulur diwaktu basah dibanding waktu kering, bahan mudah terbakar, dan kekuatannya berkurang oleh sinar matahari.

      Rayon kupramonium kebanyakan digunakan untuk busana pesta anak wanita, karena kain bermutu tinggi dengan kehalusan filamennya member sifat lemas dan drape yang baik.

(2) Polimer Sintesis 
      Polimer sintetis yaitu SERAT yang dibuat dari polimer-polimer buatan. Polimer sintesis diantaranya poliamida (Nylon) dan poliester. 

 
serat polyester


(a) Poliamida (Nylon) 
      Polimida (Nylon) merupakan SERAT yang kuat. Sifat-sifat Nylon adalah kuat dan tahan gesekan , daya mulurnya besar apabila diregang sampai 8 %, benang akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu regang bentuk akan berubah, elastis, tidak mengisap uap air panas atau bahan tekstil mudah kering, sehingga Nylon akan baik digunakan untuk pakaian bepergian, dan pakaian dalam anak karena ringan dan cepat kering.

(b) Poliester
    Kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat cepat kering, kuat dan dapat berbentuk seperti SERAT alam. SERAT-SERAT poliester bisa dicampur dengan SERAT-SERAT katun, wol, rayon, dan sutera. Poliester memiliki sifat yang baik, yaitu sifat tahan kusut, dan dimensi yang stabil. Untuk pakaian ringan/tipis, poliester sangat baik jika dicampur dengan kapas.

     SERAT poliester dapat menghasilkan kain yang tipis atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai dengan kebutuhan, jika menghendaki kain yang terasa sejuk atau hangat, poliester dapat dicampur dengan katun atau rayon, disebut dengan TC dan TR, yang digunakan sebagai seragam sekolah anak.

(c) SERAT akrilat
     Sifat akrilat yang menonjol adalah mempunyai berat jenis rendah dan daya ruwah (bulking power) yang sangat besar, sehingga SERAT tersebut sering diberi julukan hangat tak berbobot (Warmth Without Weight). SERAT akrilat di gunakan sebagai pengganti wol pada busana anak. Keberhasilan SERAT akrilat terutama pada penggunaan sebagai SERAT stapel yang dapat menyerupai sifat wol. Untuk pakaian terasa lebih lembut, lebih ringan dan tidak gatal seperti sifat SERAT wol, tidak mengempa (non felt), mudah dicuci atau dirawat menjadikan SERAT ini saingan dari SERAT wol.

jumper dari serat akrilat


















DAFTAR PUSTAKA
Sulam, abdul latief. 2008. Teknik Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 1. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ferlina, Ina Nur. 2011. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan. repository.upi.edu. Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia.
id.wikipedia.org 
www.chem-is-try.org